Deandra Aurellia Dewanti. D0217030. Manajemen Privasi Penyintas Kekerasan (StudiKasus Manajemen Privasi Perempuan Penyintas Kekerasan Dalam Hubungan Berpacaran). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret. 2021.

Dewasa ini kekerasan pada perempuan semakin marak terjadi. Dilansir dari websiteKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Indonesia, bahwa 1 dari 3 perempuan di dunia mengalami kekerasan, baik berupa kekerasan fisik maupun seksual. Data dari KemenPPPA juga sekaligus menyatakan bahwa 10.847 pelaku kekerasan, sebanyak 2.090pelakunya adalah pacar. Yang sangat disayangkan adalah, banyak perempuan yangmenjadi korban tidak dapat atau sulit mengungkapkan informasi mengenai kekerasan yang dialami kepada orang lain. Kemudian, ketika pada akhirnya para penyintas mengungkapkan informasi kekerasan yang dialami kepada orang lain, maka akan timbul komunikasiinterpersonal diantara 2 belah pihak serta proses tersebut dapat kita sebut dengan manajamen privasi. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya manajemen privasi yang dilakukan oleh penyintas kekerasan

Penelitian ini menggunakan teori manajemen privasi komunikasi yang dicanangkan oleh Sandra Petronio, dimana didalamnya terdapat 5 cakupan yakni informasi privat, batasanprivat, kontrol dan kepemilikan, sistem manajemen berdasarkan aturan, serta manajemen dialektika. Kelima cakupan tersebut dirasa tepat untuk menggambarkan prosespengungkapan informasi kekerasan yang dialami oleh para penyintas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Kemudian uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Selanjutnya yang terakhir, teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

Pada hasil penelitian memperlihatkan bahwa seluruh informan yang merupakan perempuan penyintas kekerasan, melakukan manajemen privasi dalam mengungkapkan informasi privasinya kepada orang lain. Hasil tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitianini yakni ingin mengetahui ada atau tidaknya manajemen privasi yang dilakukan oleh penyintas kekerasan. Maka dari itu, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa terdapat kompetensi komunikasi yang ada pada penyintas kekerasan. Kompetensi komunikasitersebut meliputi kemampuan penyintas untuk speak up kepada pihak lain terkait kekerasanyang dialami. Kemudian, kompetensi komunikasi juga ditemukan dari adanya kemampuanuntuk memilih dan mengkategorikan individu-individu siapa saja yang akan mendengarkancerita dari penyintas.