×
Jalu Wisisto (H0417038). “Motivasi Petani terhadap Program Penanggulangan Hama Tikus Menggunakan Burung Hantu Tyto alba di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo”. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penelitian ini dibawah bimbingan Dr. Ir. Sugihardjo,
M.S. Putri Permatasari, S.P., M.Si.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras Indonesia menurun pada tahun 2020. Produksi beras mencapai angka 31,63 juta ton, lebih tinggi 314,10 ribu ton atau setara 1,00?ri tahun 2019 yang mencapai 31,31 juta ton. Pada saat itu, kebutuhan beras hanya 30 juta ton per tahun sehingga ada surplus 1,31 juta ton di 2019 dan 1,63 juta ton di 2020. Petani di Kabupaten Sukoharjo tahun 2019 mengalami puso alias gagal panen seluas 1.193 hektare sawah (Dispertan Sukoharjo, 2019). Petani menderita kerugian hingga Rp3,5 juta per hektare. Sawah-sawah itu tersebar di empat kecamatan yakni Bulu, Nguter, Sukoharjo, dan Bendosari yang umumnya merupakan sawah tadah hujan. Sebanyak 1.193 hektare sawah puso akibat kekeringan dan serangan hama tikus. Serangan hama tikus masih mendominasi yaitu sekitar 80?ri kegagalan panen di Kecamatan Sukoharjo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor pembentuk motivasi petani terhadap program penanggulangan hama tikus menggunakan burung hantu Tyto alba di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Mengkaji motivasi petani terhadap program penanggulangan hama tikus menggunakan burung hantu Tyto alba di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Mengkaji hubungan antara faktor-faktor pembentuk motivasi petani terhadap program penanggulangan hama tikus menggunakan burung hantu Tyto alba di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Populasi pada penelitian ini adalah petani padi yang membudidayakan Tyto alba di Kecamatan Sukoharjo. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan proportional random sampling. Sampel penelitian menggunakan Rumus Taro Yaname sebanyak 98 responden. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Rank Spearman dengan program IBM SPSS Statistics.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat motivasi petani dalam budidaya Tyto alba didasarkan pada kebutuhan eksistensi, kebutuhan berhubungan, kebutuhan untuk berkembang yaitu berada pada kategori tinggi. Kebutuhan eksistensi merupakan motivasi paling kuat karena petani memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan agar petani tetap bisa hidup atau untuk memenuhi kebutuhan fisik petani. Petani yang memiliki dorongan atau motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup maka akan memiliki keinginan untuk melakukan budidaya Tyto alba yang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan dari panen agar maksimal sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.