PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELAS KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN NGUNTORONADI, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH. Skripsi: Rifa Rizhandion Akbar (H0217052). Pembimbing: Mujiyo, Suntoro. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret – Surakarta.

Alih fungsi lahan pertanian yang tidak sesuai dengan peruntukannya mengakibatkan rusaknya lahan sehingga rawan terjadinya erosi , lahan kritis, dan menurunnya produktivitas lahan. Guna mendukung dan menjaga pola penggunaan lahan yang sesuai dengan peruntukkannya, maka perlu dilakukan evaluasi kemampuan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui laju alih fungsi lahan pertanian, kemampuan lahan setelah terjadinya alih fungsi lahan, faktor penentu, serta arahan penggunaan lahan dan pengelolaan lahan di Kecamatan Nguntoronadi.

Penelitian survei dengan pendekatan deskriptif eksploratif ini dilaksanakan di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri. Analisis alih fungsi lahan di Kecamatan Nguntoronadi dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi software Google Earth yang dapat diatur tahunnya sesuai dengan penelitian yaitu dari tahun 2011-2020. Citra yang diperoleh dari Google Earth lalu diolah ke dalam software ArcGis untuk dioverlay dengan peta penyusun SPL dan dilanjutkan untuk menentukan daerah SPL dan titik sampel. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada setiap satuan peta lahan (SPL) yang terbagi sebanyak 6 SPL dan diamati sebanyak 3 titik pada setiap SPL. 6 SPL yang diperoleh ditentukan dari hasil pengamatan Citra Satelit pada penggunaan lahan dan diambil lahan-lahan yang mengalami alih fungsi dan lahan awal atau tetap. Selanjutnya dilakukan analisis kemampuan lahan di lahan teralih fungsi lahan dengan karakteristik tanah dan lahan yang diamati yaitu kemiringan lereng, kepekaan erosi tanah (erodibilitas tanah), tingkat erosi tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah lapisan atas dan bawah, permeabilitas tanah, drainase tanah, batuan permukaan, dan ancaman banjir. Kemudian Data yang diperoleh dianalisis dengan metode matching untuk menentukan kelas kemampuan lahan yang dilanjutkan uji ANOVA dan uji korelasi untuk mengetahui karakteristik lahan maupun tanah yang berpengaruh terhadap kemampuan lahan, dan melakukan uji T untuk mengetahui perbedaan nyata atau tidaknya perubahan kelas kemampuan lahan setelah terjadinya alih fungsi lahan.

Hasil penelitian menunjukkan alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Nguntoronadi menunjukkan bahwa laju alih fungsi lahan yang paling besar adalah lahan sawah menjadi tegalan dengan seluas 20.40 ha/th. Selanjutnya lahan kebun menjadi tegalan dengan laju alih fungsi lahan sekitar 4.18 ha/th. Laju alih fungsi lahan selanjutnya yaitu tegalan menjadi kebun dengan luas 1.80 ha/th), tegalan menjadi sawah seluas 0.84 ha/th, kebun menjadi sawah dengan luas sekitar 0.76 ha/th, dan terakhir sawah menjadi kebun dengan luas sekitar 0.75 ha/th. Selanjutnya, sebaran kemampuan lahan yaitu di seluruh SPL 1, 2, 3, 4 lahan berubah, 5 lahan tetap, dan 6 memiliki kelas kemampuan lahan IV. Kelas kemampuan lahan tertinggi ialah penggunaan lahan sawah dengan kelas kemampuan lahan III di SPL 4 lahan tetap dan SPL 5 lahan berubah. Karakteristik lahan yang berpengaruh terhadap kelas kemampuan lahan adalah penggunaan lahan dan karakteristik tanah dan lahan yang menjadi faktor penentu kelas kemampuan lahan adalah kepekaan erosi dan drainase. Faktor penentu kepekaan erosi berada di semua SPL, kecuali SPL 4. Sedangkan, drainase berada di semua SPL. Rekomendasi upaya perbaikan berdasarkan faktor penentu kepekaan erosi adalah pemberian pupuk hijau, penanaman penutup tanah, dan pembuatan terasering untuk mencegah terjadinya erosi. Sedangkan untuk drainase dapat dilakukan perbaikan dengan pembuatan saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air di permukaan tanah.