Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam pembelajaran matematika. Keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah tergantung pada kesadaran tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana mereka memecahkan serta mengevaluasinya. Faktor kognitif yang mempengaruhi siswa dalam memecahkan masalah tersebut berkaitan dengan kemampuan metakognisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan metakognisi siswa SMK dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan tingkat self efficacy yang dimilikinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, tes, dan wawancara. Instrumen yang digunakan berupa angket self efficacy, tes pemecahan masalah matematika materi barisan dan deret aritmatika, dan pedoman wawancara. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 6 siswa kelas X SMK Negeri 1 Binangun yang terdiri dari 2 siswa dengan self efficacy tinggi, 2 siswa dengan self efficacy sedang, dan 2 siswa dengan self efficacy rendah. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi metode. Adapun teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) subjek dengan self efficacy tinggi mampu melibatkan keterampilan metakognisinya dalam setiap langkah pemecahan masalah, memiliki keyakinan yang tinggi mampu menyelesaikan masalah, dapat mengidentifikasi informasi yang diketahui sebagai sumber untuk memecahkan masalah, menyusun rencana penyelesaian dengan baik, menyadari apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah, melaksanakan penyelesaian dengan baik, serta dapat menyimpulkan dan mengevaluasi hasil pekerjaannya sehingga mampu menyelesaikan soal dengan tepat; 2) subjek dengan self efficacy sedang kurang optimal dalam menggunakan keterampilan metakognisinya, subjek belum mampu menyadari proses berpikirnya dalam mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya ditanyakan sehingga tidak dapat menentukan strategi pemecahan masalah dan tidak dapat melaksanakan penyelesaian dengan tepat karena meragukan kemampuannya ketika menghadapi soal yang sulit; 3) subjek dengan self efficacy rendah cenderung tidak dapat melaksanakan aktivitas metakognisinya dengan baik, tidak dapat mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya ditanyakan, tidak dapat menyusun strategi dan melaksanakan penyelesaian dengan tepat, serta tidak yakin dengan kemampuannya sehingga mudah menyerah ketika menghadapi soal yang sulit.