Penelitian ini berawal dari kasus narkoba yang terjadi pada selebriti Lucinta Luna di bulan Februari 2020 namun identitas jenis kelaminnya juga menjadi isu publik yang tidak kalah menonjol di media online Detik.com. Jenis kelamin yang dipertanyakan oleh publik, ditambah perbedaan identitas jenis kelamin di paspor dan KTP Lucinta Luna, membuat pihak kepolisian merasa kebingungan untuk menempatkannya di sel laki-laki atau perempuan. Sampai akhirnya pihak kepolisian mendapatkan surat putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menyatakan secara resmi bahwa Lucinta Luna telah ditetapkan sebagai perempuan. Penulis memilih media online Detik.com sebagai objek penelitian karena merupakan  salah satu  media  yang membahas  mengenai  isu  seksualitas  dalam pemberitaan kasus narkoba Lucinta Luna dan merupakan pelopor media online di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Detik.com membingkai isu seksualitas terhadap transeksual atau transgender dalam pemberitaan kasus narkoba Lucinta Luna.
Penelitian ini menggunakan metode studi analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling dengan pemilihan berita sesuai dengan kriteria penulis, yaitu pemberitaan yang menyentuh isu seksualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan studi pustaka, dengan menelusuri indeks berita dan mengumpulkan materi serta teori-teori yang dapat dijadikan landasan penelitian.
Hasil analisa framing menunjukkan Detik.com mempertahankan visi dan misi serta nilai yang dimilikinya. Dari kelima nilai yang dipegang oleh Detik.com, dalam pemberitaan isu seksualitas Lucinta Luna terdapat dua nilai, yaitu cepat dan akurat, serta independen. Dengan mempertahankan visi misi serta nilainya, ditemukan juga beberapa penelitian yang dapat mendukung hasil analisa framing, yang menyatakan bahwa pemberitaan Detik.com kurang sensitif gender.

Kata kunci: seksualitas, transgender, analisis framing, media online.