Latar Belakang:  Infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) hingga saat ini masih menjadi permasalahan global di bidang kesehatan yang belum terselesaikan. Diperkirakan terdapat 38 juta penderita HIV di seluruh dunia pada akhir tahun 2019 dimana 1,7 juta jiwa merupakan kasus baru dan 690.000 jiwa meninggal dunia. Hingga kini belum ditemukan terapi yang mampu menyembuhkan HIV/AIDS, namun proses replikasi virus dapat ditekan dengan obat ARV (antiretroviral). Di Indonesia, terapi ARV yang paling utama direkomendasikan menggunakan kombinasi tenofovir-lamivudine-efavirenz (TDF+3TC+EFV) yang dikenal dengan istilah  fixed dose combination (FDC). Kombinasi antiretroviral lainnya yang digunakan di Indonesia adalah neviral-duviral (AZT+3TC+NVP). Pemeriksaan yang umumnya dilakukan pada pasien HIV/AIDS diantaranya CD4, viral load, total lumphocyte count dan SGPT. Belum banyaknya penelitian yang membandingkan rata-rata kadar CD4, viral load, total lymphocyte count dan SGPT mendorong peneliti untuk melakukan uji perbandingan parameter tersebut pada pasien dengan pemberian fixed dose combination dengan pasien dengan pemberian neviral-duviral.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Poli VCT RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik Stratified Random Sampling dan didapatkan 40 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS ver 25 for Windows menggunakan uji statistik independent t test.

Hasil: Hasil uji t tidak berpasangan untuk perbandingan rata-rata kadar CD4 pasien dengan terapi FDC dan neviral-duviral didapatkan nilai p=0,06 (p<0>viral load, total lymphocyte count dan SGPT berturut-turut didapatkan nilai p=0.154, p=0.364 dan p=0.079 (p>0,05).

Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan secara statistik rata-rata kadar CD4 antara pasien yang diterapi dengan fixed dose combination dengan pasien yang diterapi dengan neviral-duviral, namun tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada rata-rata kadar viral load, total lymphocyte count dan SGPT antara kedua regimen terapi.