Indonesia menjadi peringkat pertama di Asia Tenggara yang memiliki tingkat masalah kesehatan mental tertinggi pada angka 27 juta orang. Hal ini mengapa masalah kesehatan mental menjadi masalah yang penting untuk diperhatikan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa defisit dalam keterampilan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang mengalami lebih banyak stres, kesepian, dan kesehatan mental serta fisik yang buruk. Hal ini mengapa apabila seseorang mengalami masalah komunikasi interpersonal dengan orang lain dapat berdampak juga pada kesehatan mentalnya. Selain itu, komunikasi interpersonal juga sering digunakan oleh tenaga ahli dalam proses pengungkapan masalah kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan mengetahui motif pengungkapan seseorang dengan masalah kesehatan yang disebabkan oleh masalah hubungan interpersonal dan bagaimana proses pengungkapan diri dapat dibangun dalam proses komunikasi interpersonal, serta hambatan dalam proses pengungkapan kesehatan mental. 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menerapkan teori Pengungkapan Diri yang akan dikaitkan dengan teori Penetrasi Sosial. Subyek penelitian adalah partisipan Ruang Refleksi Komunitas Halo Jiwa Indonesia. Metode pengambilan data yang digunakan adalah teknik sampling purposif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan metode analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Metode keabsahan data menggunakan cara membandingkan data hasil penelitian dengan data hasil wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif pengungkapan masalah kesehatan mental adalah butuhnya bantuan tenaga ahli karena sudah ada kecenderungan menyakiti diri sendiri, proses komunikasi interpersonal yang berlangsung saat sesi pendampingan adalah tidak semua orang melalui semua tahap teori Penetrasi Sosial, dan hambatan yang terjadi saat pengungkapan kesehatan mental adalah masih adanya kecenderungan menutup diri