Nur Alvi Nikmah. PEMBELAJARAN SUNGGING WAYANG KULIT GAYA SURAKARTA DI SANGGAR WAYANG MARWANTO SONOREJO SUKOHARJO. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana latar belakang berdirinya Sanggar Wayang Marwanto dan proses pembelajaran sungging wayang kulit gaya Surakarta di Sanggar Wayang Marwanto, melalui pendekatan empat pilar pembelajaran menurut UNESCO. Metode pendekatan pada penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal terpancang dan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari,  1. Tempat yaitu Sanggar Wayang Marwanto Sonorejo Sukoharjo, 2. Informan yaitu Bapak Marwanto selaku pemilik sanggar, Bapak Ruwi, Bapak Kusnadi, Bapak Narwan, Bapak Yuli, Bapak Purwanto, Bapak Bairi, dan Bapak Dani yang merupakan anggota murid Sanggar Wayang Marwanto, 3. Dokumen berupa artikel dan foto selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi partisipatif pasif, wawancara tidak terstruktur, dan studi dokumen. Validitas  data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data dan review informan. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan model analisis interaktif, yaitu melalui beberapa tahap yang diantaranya adalah pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Berdirinya Sanggar Wayang Marwanto di latar belakangi karena sudah tidak banyak lagi orang atau generasi penerus yang tertarik untuk mengenal dan mempelajari seni kerajinan wayang kulit, sehingga Pak Marwanto berupaya untuk membuat suatu wadah atau sarana edukasi serta mengajak masyarakat sekitar untuk belajar seni kerajinan sungging wayang kulit. 2) Proses pembelajaran sungging wayang kulit gaya Surakarta di Sanggar Wayang Marwanto dilaksanakan sesuai dengan empat pilar pembelajaran yaitu learning to know, dengan pemberian pengetahuan oleh Pak Marwanto melalui buku tentang sungging wayang kulit, contoh gambar dan hasil karya sungging wayang kulit, pengenalan alat dan bahan serta teknik pembuatan sungging wayang kulit. Learning to do, melalui pemberian tugas pembuatan sungging wayang kulit dengan membagi tahap-tahap pembuatan kepada masing-masing murid. Learning to be, Pak Marwanto memberi pengarahan dan bekal untuk murid agar mandiri dan bertanggung jawab melalui ketentuan jam belajar dan deadline pembuatan karya, serta memberi kepercayaan kepada murid bahwa mereka dapat membuat dan menyelesaikan karya sendiri dengan baik. Learning to live together dilakukan melalui pelaksanaan proyek (karya) bersama, dengan tujuan membekali murid untuk dapat hidup bersama dan bersosialisasi dengan orang lain maupun lingkungannya.

Kata kunci: pembelajaran sanggar, sungging, empat pilar.