Wahyuningsih. K6414055. PENGUATAN SIKAP RELIGIUS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK

WARGA NEGARA YANG BAIK (Studi Kasus SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy Sukoharjo). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2021.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Proses penguatan sikap religius melalui Pendidikan Kewarganegaraan sebagai upaya membentuk warga negara yang baik, (2) Faktor pendorong dan penghambat penguatan sikap religius melalui Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy, Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Pengujian validasi data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Hasil penelitian ini adalah: (1) proses penguatan sikap religius melalui pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya membentuk warga negara yang baik di SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy yaitu melalui tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Tahap perencanaan pembelajaran, dalam tahap ini sikap religius diintegrasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap pelaksanaan pembelajaran, dalam tahap ini guru Pendidikan Kewarganegaraan memberikan penguatan dengan menggunakan metode diskusi belajar. Metode ini dapat diterapkan kepada diri siswa untuk mengamalkan sikap religius dalam kehidupan sehari-hari seperti menghargai pendapat orang lain, mengetahui hak dan kewajibannya, memiliki kepekaan dan terhadap tanggung jawab sosial, mampu memecahkan masalah serta mampu berpikir kreatif dan inovatif. Tahap penilaian, dalam tahap ini penilaian yang digunakan untuk menilai sikap religius yaitu melalui pengamatan yang dilakukan guru setiap hari ditambah dengan data hasil angket yang mencerminkan sikap religius. (2) Faktor pendorong penguatan sikap religius melalui pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya membentuk warga negara yang baik yaitu: Pertama, faktor kurikulum 2013 dimana dalam kurikulum 2013 menekankan pada aspek sikap (afektif) yang termuat dalam Kompetensi Inti. Kedua, melalui teladan guru kepada siswa untuk selalu melakukan kegiatan positif. Ketiga, yaitu karakter dan latar belakang siswa yang heterogen. Adapun faktor penghambat penguatan sikap religius melalui pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya membentuk warga negara yang baik yaitu, penyimpangan aturan yang telah diberlakukan. Penyimpangan terhadap aturan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor latar belakang siswa yang berbeda, karakter siswa yang heterogen dan juga faktor dari dalam diri siswa.