Irfan Fatkhurrahman. S251808006. Homeschooling Sebagai Model Pendidikan Alternatif Anak di Kota Surakarta. Tesis. Pembimbing I : Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A. Pembimbing II : Dr. Supriyadi, SN., SU. Program Studi Magister Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2022.

Pendidikan merupakan suatu pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang menjadi sangat penting utamanya untuk masa depan seorang anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis model pendidikan alternatif anak di Kota Surakarta khususnya di Homeschooling Primagama Solo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendidikan untuk pembebasan dari Paulo Freire dan didukung dengan teori praktik sosial dari Pierre Bourdieu .

Lokasi penelitian di Kota Surakarta yaitu Homeschooling Primagama Solo. Penelitian kualitatif dengan srategi penelitian deksriptif kualitatif untuk mendukung dan mengetahui model alternatif pendidikan. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan informan direktur, guru, staff, murid homeschooling, dan orang tua murid. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi.  Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan pranata pendidikan nonformal berbasis minat dan bakat yaitu Homeschooling Primagama Solo dapat menjadi pilihan model pendidikan alternatif untuk anak . Hal ini bisa dilihat dari model “school at home” yang diterapkan. Model tersebut memberikan ruang untuk murid memilih sistem kelas yang ada di homeschooling (individu, komunitas, non-pendampingan, distance learning class), memilih kurikulum sesuai dengan kebutuhan dengan mengacu pada standar pendidikan di Indonesia saat ini, memilih jam pembelajaran dan hari pembelajaran (3 kali dalam satu minggu). Berbeda dengan sekolah formal pada umumnya yang harus menyesuaikan dengan aturan dari pemerintah. Namun, model ini belum bisa dikatakan model yang membebaskan. Hal ini karena belum adanya ruang bagi homeschooling untuk sepenuhnya merencanakan pendidikannya sendiri. Selain itu, masih banyak celah lain yang menghambat perkembangan homeschooling seperti biaya pendidikan yang cenderung mahal, kekhawatiran akan kapabilitas orang tua saat mendidik anak (kelas mandiri), dan pengawasan murid yang cenderung lebih sulit karena menyesuaikan karakter masing-masing anak. Dapat disimpulkan model pendidikan ini bisa menjadi alternatif baik di masa sekarang maupun di masa depan karena fleksibilitas homeschooling yang mengikuti perkembangan zaman, tentunya dengan berbagai perubahan dan perbaikan.