Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan hal yang penting untuk mencapai kompetensi matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan dari kecerdasan intrapersonal, dan 2) faktor penyebab kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan dari kecerdasan intrapersonal.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII SMP N 2 Kalasan, yang diambil dengan menggunakan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data dalam penelitian ini adalah: observasi, tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, angket kecerdasan intrapersonal siswa, dan wawancara. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) siswa dengan kecerdasan intrapersonal rendah mampu melakukan kegiatan menganalisis (analyzing) namun siswa hanya mampu menuliskan beberapa informasi yang ada pada soal saja, 2) siswa dengan kecerdasan intrapersonal sedang mampu memenuhi indikator menganalisis (analyzing) dan mencipta (creating), tetapi tidak maksimal dalam kegiatan mengevaluasi (evaluating), 3) siswa dengan kecerdasan intrapersonal tinggi mampu memenuhi indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating). Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki masing-masing siswa dengan kecerdasan intrapersonal rendah, sedang, dan tinggi dalam memecahkan masalah matematika. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal meliputi 1) siswa lebih tertarik pada soal yang prosedural, 2) siswa kurang bersemangat untuk mengali informasi mengenai soal berpikir tingkat tinggi, 3) adanya perbedaan kecerdasan intrapersonal masing- masing siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi 1) guru menjadi pusat pembelajaran, 2) penggunaan media pembelajaran, 3) guru tidak memberikan soal yang bervariatif, dan 4) guru jarang memberikan apresiasi ketika siswa berani berpendapat.