Latar Belakang : Bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram berisiko tinggi mengalami kematian dibandingkan dengan bayi yang memiliki berat normal lebih dari atau sama dengan 2500 gram. Tingginya angka mortalitas dan morbilitas pada bayi salah satunya disebabkan karena BBLR. Pada tahun 2020 persentase angka kematian neonatal usia 0-28 hari di Indonesia sebesar 72,0%, serta 35,2% kasus kematian neonatal ini disebabkan karena bayi berat lahir rendah (BBLR). Dampak BBLR akan menyebabkan kondisi kecacatan, menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi hingga menyebabkan kematian pada bayi. Pengaruh dari faktor ibu,janin, serta lingkungan merupakan faktor penyebab terjadinya BBLR. 

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control dengan pendekatan retrospective. Penelitian dilakukan di RSUD dr. Moewardi pada bulan Mei-Juni 2022. Pengambilan data dilakukan melalui data sekunder dari catatan rekam medis pasien. Populasi studi pendahuluan ini adalah 410 bayi berat lahir rendah. Jumlah sampel terdiri dari 81 sampel kasus dan 81 sampel kontrol. Analisis data menggunakan uji chi-square dan Odds Ratio dengan software SPSS versi 26.

Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa anemia pada ibu hamil (p-value=0,001 OR=3,007), usia ibu nilai (p-value =0,019 OR=2,816), dan hipertensi selama kehamilan nilai (p-value =0,000 OR= 8,364) berhubungan secara statistik dengan kejadian BBLR. 

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara anemia pada ibu hamil, usia ibu, dan hipertensi selama kehamilan dengan kejadian BBLR. Oleh karena itu, rekomendasi bagi tenaga kesehatan wajib melakukan koordinasi dan kolaborasi dalam upaya penanganan BBLR.