Peningkatan aktivitas masyarakat memberi dampak terhadap kebutuhan akan lahan. Kebutuhan akan lahan yang terus meningkat, bertolak belakang dengan ketersediaan lahan yang tetap dan terbatas, membuat kelangkaan lahan tidak dapat terhindarkan. Pada kondisi seperti inilah perubahan atau alih fungsi lahan terjadi.Terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian akibat permintaan pasar akan ruang. Perkembangan pasar properti dan trend positif kondisi pasar properti komersial mendukung terjadinya situasi tersebut. Tersedianya lahan kosong di Jalan Adi Sucipto, Blukukan Dua, Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah seluas 14.863m2. Dibutuhkannya analisa Highest and Best Use (HBU) dalam menentukan alternatif properti apa yang bisa didirikan pada lahan kosong, sehingga memberikan nilai lahan tertinggi dan pemanfaatan lahan yang tersedia dapat optimal, efektif, dan efisien. Analisis ini meliputi aspek legal, aspek fisik, pemilihan alternatif, aspek finansial dan produktivitas maksimum. Dari analisis Highest and Best Use (HBU) didapatkan alternatif peruntukan terbaik yang memberikan nilai lahan tertinggi pada lahan di Jalan Adi Sucipto, Blukukan Dua, Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah adalah hotel dengan penambahan nilai lahan dari nilai awal sebesar Rp 19.008.745 per m2, yang berarti penggunaan lahan untuk hotel akan memberikan produktivitas lahan sebesar 272 persen. Sedangkan pengembangan Gedung perkantoran (Office Building) akan didapatkan penambahan nilai lahan sebesar Rp 10.073.292 per m2, yang berarti penggunaan lahan untuk gedung perkantoran akan memberikan produktivitas lahan sebesar 144 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif hotel merupakan alternatif penggunaan tertinggi dan terbaik karena memiliki produktivitas lebih tinggi dari produktivitas gedung perkantoran.