Penggunaan Media Sosial menjadi fenomena baru di Indonesia, semua kalangan menggunakan media sosial terutama kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas. Maraknya akun-akun hoax dan bisa menjadikan topik tertentu menjadi Trendingdi media media sosial. Fenomena itu mendorong penulis untuk mengetahui bagaimana Respon Pelajar Sekolah Menengah Atas Terhadap Pesan Hoax di Media Sosial.

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Metode observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas-aktivitas di media sosial melalui penggunaan media sosial Respon Pelajar Sekolah Menengah Atas Terhadap Pesan Hoax di Media Sosial.Sedangkan metode wawancara dilakukan untuk memberikan jawaban yang tidak bisa dilihat melalui pengamatan, menambah keyakinan serta sebagai teknik triangulasi data. Wawancara dilakukan dengan 13 informan yang terpilih melalui teknik purposive sampling.

Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan proses komunikasi yang melibatkan dua komponen yaitu media massa dan penerima pesan yaitu pelajar Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian menunjukkan dari berita-berita atau informasi-informasi hoax yang diterima oleh pelajar Sekolah Menengah Atas tersebut, mereka melakukan identifikasi terhadap berita hoax tersebut melalui pengecekan melalui situs atau lama resmi. Pelajar Sekolah Menengah Atas juga mengindentifikasi berita hoax yang diterima melalui ciri-ciri berita hoax.

Berita atau informasi hoax yang diterima tidak mempengaruhi perilaku dari pelajar itu sendiri dikarenakan para pelajar telah memiliki pemahaman dan pengetahuan terkait literasi digital, literasi media. Setelah megetahui bahwa berita atau informasi tersebut adalah hoax, mereka juga tidak menyebarkan berita atau informasi hoax tersebut dan cukup sampai di informan saja. Akan tetapi mereka juga mengajak kepada semua untuk tetap waspada terhadap berita-berita atau informasi hoax yang diterima dan harus bijak dalam menggunakan media sosial.