Penulis Utama : Kennia Wikanditha
NIM / NIP : S132008005
×

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus terpancang yang memiliki empat tujuan, yakni mengidentifikasi pola bentuk dan tema mikroagresi transgender dari penutur laki-laki dan perempuan terhadap transpria dan transpuan dalam subtitle Film Boys Don’t Cry, Three Generations, The Danish Girl, dan Boy Meets Girl; menentukan teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan ungkapan mikroagresi transgender dalam subtitle Film Boys Don’t Cry, Three Generations, The Danish Girl, dan Boy Meets Girl; menganalisis pergeseran yang disebabkan sebagai dampak digunakannya teknik penerjemahan untuk menerjemahkan ungkapan mikroagresi transgender; menilai kualitas hasil terjemahan ungkapan mikroagresi transgender pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.

Lokasi penelitian ini adalah film dengan tema LGBT yang ditayangkan di Netflix. Sumber data penelitian ini adalah subtitle dari empat film berjudul Boys Don’t Cry, Three Generations, The Danish Girl, dan Boy Meets Girl. Data primer dalam penelitian ini terbagi atas data linguistik dan data penerjemahan. Data linguistik diperoleh melalui analisis konten sedangkan data penerjemahan dikumpulkan melalui Focus Group Discussion. Selanjutnya, analisis data dilakukan melalui empat tahapan, yaitu melalui tahapan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema budaya. Ditemukan sebanyak 178 data ungkapan mikroagresi transgender dalam penelitian ini, baik yang berupa kata, frasa maupun kalimat.

Hasil dari penelitian ini yang pertama adalah pemeran laki-laki dalam keempat film tersebut diatas cenderung mengucapkan mikroagresi yang berbentuk microinvalidation dan microassault terhadap transgender. Bentuk mikoagresi tersebut diproyeksikan paling banyak dengan menggunakan tema 1 (misgendering, homofobia, transfobia, dan kata-kata hinaan) dan 11 (mikroagresi keluarga). Sementara itu, pemeran perempuan dalam keempat film tersebut diatas cenderung menggunakan bentuk microinvalidation dan microinsult. Bentuk mikroagresi tersebut dimanifestasikan dengan menggunakan tema 3 (eksotikasi dan tokenisme) dan 11 (mikroagresi keluarga). Kedua, ditemukan sebanyak 13 teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan ungkapan mikroagresi transgender dalam subtitle keempat film tersebut diatas yakni padanan lazim, variasi, generalisasi, peminjaman murni, eksplisitasi, implisitasi, kreasi diskursif, parafrase, modulasi, kompenasi, reduksi, literal, dan transposisi. Temuan ketiga dalam penelitian ini adalah teknik penerjemahan yang menyebabkan pergeseran bentuk dan tema mikroagresi transgender adalah teknik generalisasi, reduksi, literal, dan kreasi diskursif. Pergeseran yang ditemukan adalah menghilangnya bentuk serta tema mikroagresi transgender dalam BSa dan pergeseran tema mikroagresi transgendernya. Temuan terakhir dalam penelitian ini adalah kualitas terjemahan ungkapan mikroagresi dalam keempat film tersebut terbilang baik karena mayoritas pesan dalam BSu telah tersampaikan dengan dengan baik pada BSa, penulisan terjemahan ungkapan mikroagresi transgender sudah sesuai dengan kaidah BSa, dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi karena mayoritas data tersebut mudah dipahami oleh para rater yang juga difungsikan sebagai responden keterbacaan. Meski begitu, beberapa data dinilai kurang terbaca dan kurang berterima karena penggunaan teknik peminjaman murni yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata tranny.

Pada akhirnya, kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah penggunaan teknik generalisasi sebaiknya dihindari untuk mempertahankan unsur mikroagresi transgender terkait dengan strategi pengunaan pronominal gender untuk menyerang individu transgender. Selain itu, teknik peminjaman murni juga sebaiknya dihindari untuk menerjemahkan terminologi LGBT karena akan mempengaruhi tingkat keberterimaan dan tingkat keterbacaan terjemahannya. Untuk menerjemahkan terminologi LGBT yang tidak memiliki padanan pada BSa, penerjemah bisa memanfaatkan teknik amplifikasi

×
Penulis Utama : Kennia Wikanditha
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S132008005
Tahun : 2022
Judul : Analisis Terjemahan Ungkapan Mikroagresi Transgender dalam Subtitle Film Boys Don't Cry, Three Generations, The Danish Girl, dan Boy Meets Girl
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Ilmu Budaya - 2022
Program Studi : S-2 Linguistik (Penerjemahan)
Kolasi :
Sumber : UNS - Fak. Ilmu Budaya, Ilmu Linguistik - S132008005 - 2022
Kata Kunci : ungkapan mikroagresi transgender, teknik penerjemahan, pergeseran bentuk dan tema, kualitas terjemahan
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : https://ijmmu.com/index.php/ijmmu/article/view/3648/3209
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Drs. M. R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D.
2. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D.
Penguji : 1. Dr. FX. Sawardi, M.Hum.
2. Dr. Ida Kusuma Dewii, M.A.
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ilmu Budaya
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.