Penulis Utama | : | Adriesti Herdaetha |
NIM / NIP | : | T631602001 |
Tujuan ketiga dari Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kehidupan sehat dan sejahtera, berfokus pada usaha menggalakkan hidup sehat dan sejahtera untuk semua usia. Untuk pertama kalinya penyakit tidak menular, yakni gangguan perilaku, perkembangan, dan neurologi menjadi prioritas agenda pembangunan global. Dalam hal ini promosi kesehatan jiwa memiliki peran strategis untuk mewujudkan tujuan tersebut. Esensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, dengan partisipasi sebagai unsur pokoknya. Konsep modal sosial menempati posisi penting dalam kajian determinan sosial kesehatan dalam promosi kesehatan. Modal sosial menjembatani dimensi struktural dengan dimensi perantara determinan sosial. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan karakteristik kebudayaan yang unik, salah satunya adalah budaya Jawa. Budaya memengaruhi konsep dan persepsi seseorang mengenai kesehatan jiwa. Dalam upaya promosi kesehatan jiwa, perlu untuk memahami budaya masyarakat setempat. Memahami budaya diharapkan akan meningkatkan keberhasilan promosi kesehatan. Untuk mewujudkan kota Surakarta sebagai Kota Sehat Jiwa, diperlukan suatu model promosi kesehatan jiwa yang komprehensif. Salah satu potensi kota Surakarta yang bisa dimanfaatkan dalam membuat model tersebut adalah modal sosial dan nilai budaya Jawa yang merupakan kearifan lokal masyarakat Surakarta. Sejauh ini belum ada program promosi kesehatan jiwa di kota Surakarta yang melibatkan komponen kearifan lokal. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian ‘Modal Sosial dan Nilai Budaya Jawa Untuk Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat’.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif hubungan modal sosial dan budaya Jawa; menganalisis secara kuantitatif pengaruh modal sosial terhadap distres emosional melalui efikasi diri, strategi koping, toleransi stres, dan perilaku berisiko; menganalisis secara kuantitatif pengaruh nilai budaya Jawa terhadap distres emosional melalui efikasi diri, strategi koping, toleransi stres, dan perilaku berisiko; dan merumuskan model promosi kesehatan jiwa yang melibatkan modal sosial dan nilai budaya Jawa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed method), dengan rancangan sekuensial eksploratori, menggunakan desain qualàQUAN. Penelitian kualitatif yang dilakukan menggunakan desain fenomenologi dan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei. Kota Surakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu sentra budaya Jawa di Jawa Tengah. Pengambilan sampel penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling, dan pengambilan sampel penelitian kuantitatif menggunakan cluster random sampling. Jumlah sampel penelitian kuantitatif sebanyak 296 orang. Data penelitian kualitatif diambil dengan wawancara, Data kuantitatif diambil dengan metode survei menggunakan kuesioner modal sosial, nilai budaya Jawa, efikasi diri, toleransi stres, strategi koping, perilaku berisiko, dan Hopkins Symptoms Check List-25, untuk mengetahui adanya gangguan cemas dan depresi, sebagai indikator distres emosional.
Telah dilakukan wawancara mendalam terhadap 17 informan antara bulan September 2019 sampai Mei 2020. Usia tertua informan adalah 69 tahun dan usia termuda informan adalah 42 tahun. Satu informan tidak pernah sekolah, satu informan berpendidikan S2, dan lainnya berpendidikan SMA hingga diploma. Pekerjaan informan bervariasi yakni ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, penggiat pariwisata, penggiat komunitas difabel, wirausaha, pegawai swasta, pensiunan, dan pegawai negeri. Sebagian besar informan beragama Islam dan menikah. Peran informan dibedakan menjadi informaan utama dan informan kunci.
Untuk mengantisipasi data outlier, pada tahap penelitian kuantitatif penulis mengambil sampel sebanyak 296 orang. Karakteristik sosiodemografis responden ditinjau dari kategori gender, 32,4?rjenis kelamin laki-laki dan 67,6 ?rjenis kelamin perempuan. Berdasarkan kategori usia, 49,3?rusia 20-27 tahun; 13,9?rusia 28-35 tahun; 15,5?rusia 36-43 tahun; 10,8?rusia 44-51 tahun; 10.5?rusia 52-59 tahun. Berdasarkan kategori bahasa harian 46,6% menggunakan bahasa Jawa; 23% menggunakan bahasa Indonesia; 30,1% menggunakan bahasa campuran Jawa Indonesia, dan 0,3% menggunakan bahasa lainnya. Berdasarkan kategori pendidikan sebanyak 0,7% tidak tamat SD; 0,7?rpendidikan SD; 1,7?rpendidikan SMP; 30,4?rpendidikan SMA; 12,1?rpendidikan diploma; 52,7?rpendidikan S1; 1,4?rpendidikan S2; dan 0,3?rpendidikan S3. Berdasarkan kategori pekerjaan, 8,4?kerja sebagai PNS; 0,3?kerja sebagai tentara/polisi; 18,9?kerja sebagai karyawan swasta; 20,3?kerja sebagai wiraswasta; 14.9% tidak bekerja; 22,3?alah pelajar, dan 14,9% memiliki pekerjaan lain-lain. Berdasarkan kategori agama, sebanyak 83,5% responden beragama Islam; 8,1 ?ragama Kristen Protestan; dan 8,4% responden beragama Katolik. Berdasarkan kategori status pernikahan, 52% responden belum menikah; 44,3% responden berstatus menikah; dan 3,7% responden merupakan janda/duda. Dilihat dari kategori penghasilan, 33,1% responden tidak berpenghasilan; 41,9% responden berpenghasilan < 3>
Wawancara terhadap para informan menemukan informasi bahwa modal sosial yang dimiliki masing-masing informan bervariasi, dipengaruhi oleh sosial ekonomi, lama tinggal, pekerjaan, perasaan malu karena stigma, kemampuan memenuhi standar masyarakat, dan kesibukan rumah tangga. Figur masyarakat yang dianggap bermakna adalah pak RT dan pemuka agama. Pada masa pandemi, media sosial merupakan sarana penting untuk membangun modal sosial. Tema-tema yang didapat dari hasil wawancara dituangkan dalam instrumen untuk mengukur modal sosial. Setelah divalidasi, instrumen tersebut memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.873.
Dimensi nilai budaya Jawa yang ditemukan adalah spiritualitas, nrima ing pandum, standar masyarakat, tepa slira, guyup rukun, meredam konflik, penyesuaian diri, pekewuh, menghormati orang tua, tata krama, dan ngewongke wong. Dimensi-dimensi tersebut dituangkan dalam instrumen nilai budaya Jawa, yang setelah divalidasi memiliki reliabilitas sebesar 0,952.
Hasil pemodelan menggunakan Structure Equation Model (SEM) diperoleh hubungan antar variabel sebagai berikut: (1) Modal sosial berhubungan dengan nilai budaya Jawa (r=0,916; p=0,000), (2) Modal sosial berpengaruh terhadap efikasi diri stres (?=0,579; p=0,000), (3) Efikasi diri berpengaruh terhadap strategi koping (? =0,514; p=0,000), (4) Nilai budaya Jawa berpengaruh terhadap strategi koping (?=0,474; p=0,000), (5) Modal sosial berpengaruh terhadap toleransi stres (?=0,584; p=0,000), (6) Strategi koping berpengaruh terhadap toleransi stres (?=0,669; p=0,000), dan (6) Toleransi stres berpengaruh terhadap distres emosional (?=0,517; p=0,005). Model tersebut memenuhi kriteria goodness of fit.
Penulis mengusulkan model promosi kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang sederhana dan aplikatif. Model yang direkomendasikan melibatkan kearifan lokal budaya Jawa dan modal sosial sebagai variabel independen; toleransi stres, strategi koping, dan efikasi diri sebagai variabel perantara; dan distres emosional sebagai variabel dependen. Luaran yang diharapkan adalah pencegahan distres emosional, yang pada akhirnya akan berdampak pada perbaikan kualitas hidup. Penulis menawarkan program Jaga Tangga sebagai implikasi dari model tersebut. Program Jaga Tangga pada awalnya bertujuan untuk mencegah persebaran covid. Penulis memperluas konsepnya dalam konteks pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan jiwa. Program ini sederhana, tidak memerlukan biaya besar, pendidikan tinggi, pelatihan khusus, dan bisa dilakukan oleh siapa pun. Modal dari program itu adalah kesediaan untuk peduli. Penulis menyarankan agar program kesehatan jiwa tidak hanya berfokus pada kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif lebih ditingkatkan dengan sasaran morbiditas distres emosional, yang berpotensi menjadi gangguan jiwa apabila tidak mendapatkan intervensi dini.
Penulis Utama | : | Adriesti Herdaetha |
Penulis Tambahan | : | 1. Aris Sudiyanto 2. Bani Sudardi 3. Endang Sutisna Sulaeman 4. |
NIM / NIP | : | T631602001 |
Tahun | : | 2022 |
Judul | : | Model Promosi Kesehatan Jiwa Melalui Interaksi Modal Sosial dan Nilai Budaya Jawa Untuk Mencegah Distres Emosional |
Edisi | : | |
Imprint | : | SURAKARTA - Pascasarjana - 2022 |
Program Studi | : | S-3 Penyuluhan Pembangunan (Pemberdayaan Masyarakat) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | |
Kata Kunci | : | promosi kesehatan jiwa, modal sosial, nilai budaya Jawa, distres emosional |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | http://[11.55, 10/8/2022] No Simpati2 Etha: https://www.clinicalschizophrenia.net/abstract/the-contribution-of-social-capital-interaction-and-javanese-cultural-values-towards-the-status-of-mental-health-82196.html [11.55, https://turkjphysiotherrehabil.org/pub/ |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Aris Sudiyanto 2. Bani Sudardi 3. Endang Sutisna Sulaeman |
Penguji | : |
1. AA Subiyanto 2. Carla R. Marchia |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
Halaman Awal | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|---|---|
Halaman Cover | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB I | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB II | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB III | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB IV | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB V | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
BAB Tambahan | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Daftar Pustaka | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
Lampiran | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |