×
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula biskuit kecambah kacang tunggak terpilih ditinjau dari kualitas sensorinya, menentukan kualitas gizi dan aktivitas antioksidan (radical scavenging) biskuit kecambah kacang tunggak formula terpilih, serta menentukan potensinya sebagai makanan fungsional ditinjau dari kualitas gizi dan aktivitas antioksidan (radical scavenging). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu biskuit tanpa substitusi. Variasi perlakuan biskuit kecambah kacang tunggak dengan 4 taraf (40%, 50%, 60% dan 0%) dianalisis dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT (?=5%). Sampel pembanding yang digunakan dalam pengujian ini adalah biskuit kacang tunggak, biskuit tempe kacang tunggak, dan biskuit komersial. Berdasarkan hasil penelitian, biskuit substitusi 40% kecambah kacang tunggak memiliki kualitas sensoris yang lebih baik dibanding biskuit tanpa substitusi pada atribut tekstur, rasa dan overall. Biskuit substitusi 40% kecambah kacang tunggak memiliki kadar air 4,03%, kadar abu 2,61%, kadar lemak 34,48%, kadar protein 9,78%, kadar karbohidrat 49,09%, serta aktivitas (radical scavenging) 9,81%/mg (db). Biskuit kecambah kacang tunggak memiliki kadar abu, kadar protein, dan kadar karbohidrat lebih tinggi dibanding biskuit kacang tunggak dan biskuit tempe kacang tunggak. Sementara jika dibanding biskuit tanpa substitusi, memiliki kadar air, kadar lemak, dan kadar karbohidrat lebih rendah, namun memiliki kadar abu dan kadar protein lebih tinggi. Selanjutnya, dibanding biskuit komersial memiliki kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein lebih tinggi, namun memiliki kadar karbohidrat lebih rendah. Pada aktivitas radical scavenging memiliki kadar lebih tinggi dari keempat biskuit pembanding. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pangan fungsional berbasis leguminosa lokal.