×
Tempe lamtoro adalah pengembangan tempe kedelai yang diproduksi dan digemari oleh sebagian masyarakat di daerah Wonogiri dan Gunung kidul. Sebagaimana tempe kedelai “bosok” atau “overfermented”, tempe lamtoro overfermented juga dimanfaatkan sebagai pembangkit cita rasa alami dalam masakan. Mengingat potensi tempe lamtoro overfermented yang begitu besar sebagai bumbu penyedap masakan dan ketersediannya masih dalam bentuk segar, maka diperlukan suatu teknologi untuk memperpanjang umur simpan dan mempermudah penggunaanya yaitu dengan teknik pengeringan dan penepungan. Penambahan bahan pengisi dalam bumbu bubuk diharapkan dapat meningkatkan total padatan dan volume untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kelarutan sehingga meningkatkan mutu bumbu instan bubuk berbasis tempe lamtoro overfermented. Dekstrin dan maltodekstrin adalah 2 jenis bahan pengisi yang relatif murah, mudah didapat, dan sering digunakan dalam industri pangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu kombinasi jenis bahan pengisi (dekstrin dan maltodekstrin) dan konsentrasi bahan pengisi (5%, 10%, dan 15%). Analisis data menggunakan uji analisis varian One Way ANOVA, jika ada perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan analisis Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada tingkat signifikansi ?=0,05. Karakteristik fisikokimia bumbu instan bubuk berbasis tempe lamtoro overfermented dengan variasi jenis dan konsentrasi bahan pengisi antara lain, rendemen berkisar antara 47,11-49,42%, bulk density 0,60-0,61 g/ml, daya serap air 9,27-10,35%, dan kelarutan 35,74-50,21%, kadar air 7,38-8,27%, kadar abu 2,12-2,50%, kadar lemak 11,84-13,20%%, kadar protein terlarut 4,76-6-32%, kadar asam glutamat 15,23-18,95% dan asam aspartat 9,82-12,55%. Karakteristik sensoris sampel maltodekstrin 5% yang paling disukai panelis. Perlakuan terbaik yaitu pada sampel dengan bahan pengisi maltodekstrin 5%.