Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap kinerja keuangan perbankan dengan studi empiris penerapan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71. Sampel pada penelitian ini menggunakan 42 perusahan subsektor perbankan dengan total data observasi sebanyak 72 data dengan menggunakan teknik purposive sampling dalam proses penyeleksian populasi. Kinerja keuangan perbankan merupakan gambaran prestasi yang dicapai dalam operasional bank yang menyangkut aspek keuangan perbankan. Penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) sebagai proksi untuk kinerja keuangan perbankan. ROA diukur dengan perhitungan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) merupakan cadangan yang dibentuk oleh bank berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia untuk menghadapi risiko kerugian yang diakibatkan penanaman dana dalam aktiva produktif. CKPN diukur dengan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dibagi dengan total kredit yang diberikan oleh perusahaan. Ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan pertumbuhan aset sebagai variabel kontrol. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan bantuan program aplikasi SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CKPN memiliki pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA). Dalam hasil analisis tambahan didapat hasil bahwa hasil uji regresi per tahun, pada tahun 2020 dan 2021 menunjukkan bahwa variabel CKPN menunjukkan hasil yang signifikan negatif terhadap ROA. Hal ini dikarenakan pembentukan nilai CKPN akan menimbulkan adanya beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Beban tersebut akan naik nilainya apabila nilai CKPN tersebut naik. Sehingga, beban yang timbul terlalu tinggi dan tidak bisa ditutup oleh pendapatan operasional yang dimiliki oleh perbankan dikarenakan adanya penyaluran kredit yang kurang baik yang menyebabkan laba atau tingkat profitabilitas dari perbankan akan menurun. Selain itu, variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan umur perusahaan memiliki pengaruh signifikan secara positif terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA), sedangkan pertumbuhan asset tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA). Dalam hasil analisis tambahan variabel kontrol menunjukkan adanya hasil yang inkonsisten pada tahun 2020 dan 2021 yaitu pada variabel umur perusahaan. Pada tahun 2020 hasil uji parsial menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan sedangkan pada tahun 2021 hasil uji parsial menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan positif antara umur perusahaan terhadap kinerja keuangan perbankan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan penerapan PSAK dan juga adanya pandemik covid-19 yang mengindikasikan bahwa semua perusahaan tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi krusial seperti adanya pandemic covid-19 sehingga menyebabkan laba yang dihasilkan sangat berfluktuasi. Sedangkan pada tahun 2021, perekonomian yang terjadi di Indonesia sudah mulai membaik dan umur perusahaan menjadi bukti seberapa cepat perusahaan dalam beradaptasi dengan perekonomian yang membaik tersebut. Keterbatasan penelitian ini tidak menggunakan proksi lain dalam kinerja keuangan perbankan. Sehingga saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah peneliti dapat mempertimbangkan proksi lain dalam kinerja keuangan perbankan untuk melihat pengaruh CKPN terhadap kinerja keuangan perbankan.