Penulis Utama | : | Meidira Amalia Putri Widiarto |
NIM / NIP | : | D0217056 |
Sudah satu tahun lebih dunia diterpa bencana pandemi yang disebabkan oleh virus Corona atau biasa disebut dengan Covid-19 tidak terkecuali Indonesia.Turunnya jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 belakangan ini mulai membuka harapan masyarakat untuk bisa kembali menjalani kegiatan sehari-hari seperti kondisi semula, tak terkecuali dalam kegiatan belajar mengajar. Dilansir dari situs resmi Kemendikbud (2021), pemerintah tengah melakukan uji coba perberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas untuk beberapa wilayah di Indonesia dengan tingkat kasus positif Covid-19 yang rendah.
Di sisi lain orang tua maupun guru di beberapa sekolah telah sepenuhnya setuju dengan diadakannya kembali PTM secara terbatas sehingga PTM pun dapat dilakukan khususnya di wilayah yang tingkat kasus aktif Covid-19nya sudah rendah. Oleh karena itu komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa sangat penting untuk dilakukan dengan baik. Tanpa adanya komunikasi yang tepat dan efektif, orang tua dan guru akan memiliki kekhawatiran terkait dengan keamanan penyelenggaraan PTM.
Teori pengurangan ketidakpastian merupakan salah satu teori yang berfokus pada komunikasi interpersonal, diperkenalkan oleh Berger dan Calabrese pada tahun 1975. Teori ini menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antar dua orang yang saling bertemu untuk pertama kalinya. Asumsi utama yang mendasari teori ini ialah, ketika individu asing bertemu, mereka dihadapkan dengan banyak ketidakpastian, misal dari aspek sikap, kepercayaan, dan tindakan potensial antar satu sama lain, sehingga terjadi kesulitan dalam berinteraksi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan analisis studi kasus dengan pengambilan sampel purposive sampling. Hasil analisis menggunakan analisis triangulasi sumber. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat tiga strategi yang digunakan guru dan orang tua dalam mengurangi rasa ketidakpastian pada kegiatan PTM yang dilaksanakan di SD Yasporbi, yakni strategi pasif, strategi aktif, dan interaktif. Strategi pasif yang dilakukan ialah melakukan pengamatan dan pencarian informasi melalui berita, lalu strategi aktif melakukan diskusi dengan pihak ketiga terkait, dan strategi interaktif dengan melakukan kegiatan sosialisasi, diadakannya Instagram live, jaringan pribadi melalui whatsapp dan layanan Google Forms untuk memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat sebelum sampai di sekolah.