Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah matematika berbentuk soal cerita dengan materi kecepatan, jarak, dan waktu berdasarkan tingkat kecerdasan logis matematis, dan (2) Mengidentifikasi penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi hasil tes kecerdasan logis matematis, hasil tes soal cerita materi kecepatan, jarak, dan waktu, hasil wawancara peserta didik, dan hasil wawancara guru kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes kecerdasan logis matematis, instrumen tes materi kecepatan, jarak, dan waktu, serta instrument wawancara siswa dan guru. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik, yaitu menggunakan wawancara siswa dan soal tes materi kecepatan, jarak, dan waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi melakukan kesalahan dalam langkah ketiga, yaitu melaksanakan rencana penyelesaian menurut langkah Polya. Siswa dengan kecerasan logis matematis sedang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah. Kesalahan yang dilakukan siswa berupa kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian yang telah disusun dan memeriksa kembali jawaban menurut langkah Polya. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis rendah lebih banyak melakukan kesalahan dibandingkan dengan siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang. Kesalahan yang dilakukan berupa kesalahan dalam menyusun rencana penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan memeriksa kembali jawaban sesuai dengan langkah Penyelesaian Polya. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa yaitu siswa belum meguasai perkalian dan pembagian, siswa belum sepenuhnya memahami materi, serta siswa cenderung tidak terbiasa dengan memeriksa kembali jawaban.