Industri Forex (foreign exchange) merupakan pasar uang terbesar di dunia dan menjadi salah satu industri yang berkembang di Indonesia. Oleh karena itu harga pada tiap mata uang suatu negara terhadap negara yang lain akan terus berubah dikarenakan banyak orang yang bertransaksi. Trader atau orang yang bertransaksi memanfaatkan selisih dari pergerakan harga dengan suatu strategi tertentu untuk mencari keuntungan pada industri tersebut. Salah satunya adalah strategi Breakout dan Candlestick Chart. Strategi Breakout digunakan untuk mengetahui kapan waktu melakukan transaksi disaat harga sudah melewati batas support atau Resistance. Sedangkan Candlestick Chart digunakan untuk menentukan dimana letak batas support atau Resistance. Pada industri Forex hanya ada transaksi buy dan sell untuk mencari keuntungan maka probabilitas setiap transaksi hanya sebesar 50%. Permasalahan para trader adalah kapan menentukan transaksi buy atau sell untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan strategi. Oleh karena itu perlu sebuah metode peramalan untuk mendapatkan nilai prediksi pergerakan harga dimasa yang akan datang sebagai sinyal yang menjadi keputusan akan dibuatnya transaksi buy atau sell. Salah satu metode peramalan terhadap data history adalah Single Moving Average. Metode Single Moving Average dapat memanfaatkan data history dari periode tertentu untuk menentukan prediksi harga dimasa mendatang. Dalam penelitian ini diujikan beberapa periode dalam perhitungan metode Single Moving Average untuk dijadikan sebagai pengambilan keputusan transaksi buy atau sell dalam Trading Forex. Dari penelitian yang dilakukan pada periode 5 mendapatkan nilai Mean Squared Error sebesar 0.000106427 dan dari hasil backtesting mendapat probabilitas keuntungan sebesar 63.89%. Pada periode 20 mendapatkan nilai Mean Squared Error sebesar 0.000336500 dan hasil Backtesting mendapat probabilitas keuntungan sebesar 66.67%.