Pendahuluan: Premenstrual syndrome adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi, yang dialami wanita pada 7-14 hari sebelum menstruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Premenstrual syndrome merupakan salah satu masalah dari kesehatan reproduksi remaja yang harus dipahami oleh remaja agar dapat menciptakan sikap yang bertanggungjawab dalam upaya menjaga kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap premenstrual syndrome pada siswi kelas X dan XI di SMA Adhi Luhur Nabire.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan probability sampling. Metode dalam penelitian ini adalah stratified random sampling berdasarkan kelas. Lokasi penelitian berlangsung di SMA Adhi Luhur Nabire. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 59 remaja putri yang terdiri dari 34 siswi kelas X dan 25 siswi kelas XI. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap terhadap premenstrual syndrome dan variabel bebas adalah pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Cara pengumpulan data menggunakan lembar angket. Analisis data menggunakan uji statistic Chi-square dengan program SPSS 26.0 for Windows.

Hasil: Didapatkan hasil bahwa dari 59 responden, terdapat 36 responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi baik yang menunjukkan sikap yang baik dalam menghadapi premenstrual syndrome, 22 responden diantaranya memiliki pengetahuan yang baik dengan sikap cukup, dan hanya 1 responden yang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi kurang tetapi memiliki sikap cukup dalam menghadapi premenstrual syndrome. Hasil uji chi-square diperoleh nilai signifikansi (?) sebesar 0,390 (? > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap menghadapi premenstrual syndrome.

Kesimpulan: Pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik dapat memberikan sikap yang baik pula dalam menghadapi premenstrual syndrome namun tidak dipungkiri bahwa dengan memiliki sikap premenstrual syndrome yang baik belum tentu menunjukkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik dan begitu pula sebaliknya.