Studi ini menyelidiki pengaruh karakteristik demografis tim manajemen puncak (TMP) yaitu usia, pendidikan bisnis, tenure</em> dan pengalaman fungsional pada keputusan berisiko. Keputusan berisiko menggunakan proxy keputusan leverage</em>, keputusan inovasi, dan keputusan pada capital expenditure</em>. Studi ini juga menyelidiki peran jejaring komisaris dalam memoderasi hubungan antara karakteristik demografi TMP dan keputusan berisiko. Jejaring komisaris diukur dari interlocked</em> dan koneksi politik dari dewan komisaris. Data yang digunakan adalah data panel dengan sampel 540 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010–2018. Analisis regresi yang dimoderasi digunakan sebagai teknik analisis, dengan model yang digunakan adalah random effect</em>. Hasilnya menunjukkan bahwa TMP yang rata-rata beranggotakan manajer yang berusia muda dan memiliki pendidikan tinggi khususnya pendidikan bisnis lebih mungkin untuk melakukan keputusan berisiko. Namun, penelitian ini menemukan bahwa tenure</em> dan pengalaman fungsional TMP tidak berpengaruh pada keputusan berisiko. Penelitian ini menemukan bukti bahwa jejaring komisaris memperkuat pengaruh usia dan pendidikan bisnis TMP pada keputusan berisiko. Hasil ini menjadi masukan bagi perusahaan untuk mempertimbangkan karakteristik demografis dalam memilih manajer yang diduduk di dewan direksi. Selain itu, perusahaan perlu juga mempertimbangkan jejaring yang dimiliki oleh komisaris karena keberadaan jejaring ini menjadi saluran bagi perusahaan untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung keputusan yang diambil oleh TMP.</p>

 </p>