Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang diandalkan untuk meningkatkan penerimaan negara, melalui kunjungan wisatawan terutama dari mancanegara. Melihat potensi pengembangan pariwisata yang dimiliki Indonesia maka pemerintah mencanangkan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas untuk dikembangkan dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Salah satu objek wisata super prioritas adalah Danau Toba. Kepariwisataan Kabupaten Toba dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan saat ini menghadapi permasalahan rill dan faktual yaitu masih terbatasnya kemampuan untuk melakukan upaya-upaya peningkatan pemasaran pariwisata sebagai bagian dari pengenalan dan promosi pariwisata Kabupaten Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori implementasi strategi Hunger dan Wheelen dalam hal program, anggaran, dan prosedur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi teknik, analisis data menurut Miles & Huberman yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi strategi pengembangan destinasi pariwisata super prioritas telah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari penerapan aspek program, anggaran dan prosedur yang baik. Dari aspek program terdapat 2 program yang dijalankan kemudian diturunkan menjadi 7 kegiatan. Dalam aspek anggaran dana berasal dari dana APBN dan APBD Kabupaten Toba. Kemudian untuk prosedur, semua program dan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Meskipun begitu, masih terdapat kendala yaitu dalam kegiatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata sumber daya manusia dengan basic teknologi belum memadai dan dalam hal peningkatan pembangunan sarana dan prasarana anggaran masih kurang mencukupi dan tidak ada pemeliharan pada sarana dan prasarana di objek wisata.