Penulis Utama : Rini Yuliana
NIM / NIP : T111708005
×

Disertasi ini membahas klausa kompleks dan transitivitas yang mengekspresikan majas simile, metafora, dan personifikasi dalam novel Laskar Pelangi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan interdependensi, dan logikosemantik pada klausa kompleks yang digunakan dalam mengekspresikan majas simile, metafora, dan personifikasi. (2) Mengeksplorasi proses dan sirkumstan pada transitivitas yang digunakan dalam mengekspresikan majas simile, metafora, dan personifkasi. (3) Menjabarkan pengaruh interdependensi dan logikosemantik majas simile, metafora, dan personifikasi dalam klausa kompleks terhadap nilai estetika novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penelitian ini merupakan penelitian linguistik yang bersifat deskriptif kualitatif dengan studi kasus terpancang. Data penelitian ini adalah klausa kompleks yang mengandung majas simile, metafora, dan personifikasi pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata (2005). Penelitian ini menggunakan grand theory dari Halliday & Matthiessen (2004) terkait logikosemantik, interdependensi, transitivitas dan Spradley (2016) terkait model analisis etnografi. Model analisis etnografi terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) analisis domain; 2) analisis taksonomi; 3) analisis komponensial; dan 4) analisis tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut. Pertama, majas simile dapat dikembangkan melalui interdependensi parataktik dan hipotaktik serta logikosemantik yang berupa elaborasi (=) dan ekstensi (+). Majas simile dapat dikembangkan melalui interdependensi parataktik dan hipotaktik serta logikosemantik yang berupa elaborasi (=) dan ekstensi (+). Majas metafora dapat dikembangkan melalui parataktik dan hipotaktik dengan pengembangan enhansi (x) dan ekstensi (+). Majas personifikasi dapat dikembangkan melalui parataktik dan hipotaktik dengan pengembangan ekstensi (+) dan enhansi (x). Majas simile, metafora, dan personifikasi dapat dikembangkan dengan kombinasi parataktik dan hipotaktik, serta kombinasi dari berbagai macam majas seperti: (1) simile dan simile, (2) personifikasi dan personifikasi, (3) simile, personifikasi, dan simile, (4) metafora dan metafora, (5) simile dan personifikasi, (6) personifikasi dan simile, (7) metafora dan personifikasi, (8) simile dan metafora, dan (9) metafora dan simile. Kedua, proses dan sirkumstan dalam transitivitas pada majas simile, metafora, dan personifikasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) Kontruksi majas simile dapat dibangun melalui proses dan sirkumstan: cara: perbandingan. Proses pada majas simile dapat meliputi proses material, proses mental, proses perilaku verbal, dan proses relasional atributif. Sirkumstan: cara: perbandingan dapat muncul di awal sebelum proses dan setelah proses. (2) Konstruksi majas metafora dibangun melalui proses: proses material, proses mental, proses verbal, proses perilaku mental dan proses relasional atributif. (3) Konstruksi majas personifikasi dibangun melalui proses: proses material, proses mental, dan proses perilaku mental Ketiga, majas simile, metafora, dan personifkasi pada klausa kompleks dalam novel Laskar Pelangi dapat ikut membangun gaya bahasa tertentu pada novel Laskar Pelangi. Hal ini dapat terjadi karena majas simile, metafora, dan personifikasi di dalam novel Laskar Pelangi tidak hanya dapat berdiri sendiri tetapi juga dapat digabungkan antara majas simile, metafora, dan personifkasi di dalam klausa kompleks pada novel Laskar Pelangi. Di samping itu, majas simile, metafora, dan personifikasi juga dapat dibangun dengan kombinasi antara interdependensi parataktik, hipotatktik, serta logikosemantik yang melingkupi elaborasi, ekstensi, dan enhansi. Bahkan, kombinasi tersebut dapat mencapai 8 klausa dalam klausa kompleks dengan interdependensi parataktik, dan hipotaktik, serta logikosemantik dengan pengembangan yang berbeda-beda. Dengan demikian, gaya bahasa yang digunakan oleh Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi cenderung lisan atau popular. Hal ini disebabkan karena berdasarkan data majas simile, metafora, dan personifikasi pada klausa kompleks dalam novel Laskar Pelangi menghasilkan penggunaan klausa kompleks yang memotong tidak hanya dua atau tiga klausa namun juga mencapai delapan klausa. Novel Laskar Pelangi disebut sebagai gaya bahasa cenderung lisan atau popular karena dikaitkan dengan kemudahan tingkat keterbacaan suatu wacana. Hal ini menjadi kekuatan Andrea Hirata dalam menuliskan gaya bahasa pada novel Laskar Pelangi yang dibangun dengan majas simile, metafora, dan personifikasi dalam klausa kompleks dengan interdependensi dan logikosemantik yang bervariasi. Implikasi dari penelitian ini adalah terdapat relasi yang cukup kuat antara klausa kompleks yang mengekspresikan majas simile, metafora, dan personifikasi, dengan interdependensi, logikosemantik, dan juga transitivitas. Kaitan tersebut menjadikan hubungan yang simbiosis mutualisme bukan hanya dari segi klausa kompleks dan hubungan interdependensi juga logikosemantiknya namun juga transitivitas dan majas yang terkandung di dalamnya. Hubungan tersebut saling menguntungkan dan membutuhkan satu sama lainnya. Ibarat sisi mata uang koin logam ia menyatu dan tidak dapat dipisahkan.

×
Penulis Utama : Rini Yuliana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T111708005
Tahun : 2022
Judul : MAJAS SIMILE, METAFORA, DAN PERSONIFIKASI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI: ANALISIS KLAUSA KOMPLEKS DAN TRANSITIVITAS
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Ilmu Budaya - 2022
Program Studi : S-3 Linguistik (Deskriptif)
Kolasi :
Sumber : UNS
Kata Kunci : Klausa Kompleks, Interdependensi, Logikosemantik, Transitivitas, Simile, Metafora, Personifikasi, SFL
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D
2. Prof. Dr.Sumarlam, M.S.
3. Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A.
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.
2. Prof. Dr. Warto, M.Hum
3. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Ilmu Budaya
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.