Bawang putih merupakan komoditas hortikultura yang produksinya diIndonesia belum dapat memenuhi permintaan pasar sehingga masih bergantung pada impor. Kendala utama budidaya bawang putih yaitu serangan penyakit busuk pangkal yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Pengendalian yang biasa dilakukan menggunakan bahan kimia buatan dapat menimbulkan dampak peningkatan residu dan menimbulkan pengaruh buruk pada mikroba tanah. Pengendalian ramah lingkungan sesuai dengan pertanian berkelanjutan yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan ketahanan tanaman dengan memberikan pupuk hayati seperti mikoriza dan pupuk organik seperti kompos dana rang sekam. Penggunaan pupuk mikoriza, kompos dana rang sekam untuk pengendalian F. oxysporum perlu duteliti lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan kombinasi perlakuan mikoriza, pupuk kompos dan pupuk arang sekam. Hasil penelitian menunjukan bahwa Mikoriza memberikan efektivitas pengendalian kelayuan sebesar 22,95% dan pengendalian busuk umbi sebesar 20,93%. Pupuk organik memberikan efektivitas pengendalian kelayuan sebesar 9,27% (Kompos) dan 8,06% (Arang sekam), serta pengendalian busuk umbi 27,91% (Kompsos) dan 25,58% (Arang sekam). Kombinasi mikoriza dan pupuk organik memberikan efektivitas pengendalian kelayuan tertinggi 26,07% pada kombinasi Mikoriza, kompos dana rang sekam. Efektivitas pengendalian tertinggi terhadap busuk umbi terdapat pada kombinasi Mikoriza dan Kompos yaitu 34,88%.