Kurangnya variasi produk dan minat wanita usia 19-30 tahun untuk menggunakan tas manik suku Dayak menjadi alasan dibuatnya produk tas pada tugas akhir kekaryaan ini. Perihal kebaruan yang ditawarkan ialah pada desain bentuk tas, motif, dan bahan.
Kekaryaan ini menggunakan pendekatan penciptaan seni kriya oleh Gustami yang terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi merupakan tahap pengumpulan data dan uji coba; perancangan merupakan tahap menggunakan hasil analisis data terkait aspek bahan, teknik, fungsi, dan estetis untuk membuat konsep perancangan; dan perwujudan merupakan tahap mewujudkan desain ke dalam bentuk sebenarnya.
Hasil perancangan ini berupa produk tas yang dibuat dengan bahan manik-manik pasir ukuran 11/0, kulit kambing, manik payet bulat, benang rami, dan benang jahit. Kemudian, teknik yang digunakan adalah beading suku Dayak yaitu teknik menganyam manik dan menjahit manik langsung di permukaan tekstil. Mengangkat temageometris yang mengacu kepada kecenderungan minat usia 19 – 30 tahun yang menyukai sesuatu yang simpel, fleksibel, dan menjunjung tinggi kebebasan. Tema tersebut juga bertujuan untuk menyampaikan dan menampilkan kemungkinan tak terbatas dari penggunaan bentuk geometri yang diterapkan dengan menggunakan teknik beading suku Dayak.
Perwujudan karya dengan penerapan teknik beading suku Dayak pada produk tas ini menjadi media untuk mengenalkan teknik beading suku Dayak sebagai sebuah karya tekstil fungsional yang dirancang dengan desain bentuk, material, dan pengolahan motif dengan tema geometris diharapkan dapat diminati oleh generasi kaum z dan millenial dan sekaligus sebagai bentuk dukungan pelestarian kebudayaan daerah. Serta, dapat menambah variasi produk dengan teknik beading suku Dayak yang kini berada di pasaran.

Kata kunci : beading, Dayak, tas, geometri