Perancangan tas sebagai cinderamata di Sentra Budaya Palapah desa wisata Waluran, Kab. Sukabumi dengan teknik paduan batik cap dan crochet. Perancangan karya ini berupa produk tas yang berbentuk sling bag dan totebag/ hand bag, pemilihan jenis tas ini dikarenakan merupakan jenis tas yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pemilihan serat agel sebagai bahan utama dalam teknik crochet karena di anggap mudah di aplikasikan dalam teknik tersebut dan mudah ditemukan, serta rajutan serat agel yang dikombinasikan dengan batik cap dengan alat cap berbahan kertas yang menggambarkan ciri khas tarian di Sentra Budaya Palapah, sehingga perancangan ini akan menjadi sumber ide cinderamata bagi daerah tersebut.

Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan ini adalah menggunakan teori Gustami yang dimulai dari eksplorasi, perancangan dan diakhiri dengan perwujudan karya. Eksplorasi meliputi mencari referensi, buku, jurnal, observasi, wawancara dan melakukan uji coba untuk memecahkan permasalahan yang telah dianalisis yang berkaitan dengan crochet, cap batik berbahan kertas, tari Ngahiras dan tari Liliuran. Perancangan terdiri dari mempertimbangkan aspek – aspek kreatif produk yang dibuat dan membuat beberapa desian alternatif. Hasil akhir dari perancangan ini berupa cinderamata tas yang dibuat dengan dua teknik, menghasilkan produk tas yang umum digunakan masyarakat Indonesia dan memiliki penyimpanan yang luas dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan formal maupun non-formal.

Perancangan karya ini bertujuan untuk mengenalkan tari Ngahiras dan tari Liliuran khas Sentra Budaya Palapah kepada masyarakat luas dalam bentuk produk tas. Tas ini dibuat dengan teknik crochet dan batik cap dengan alat cap berbahan kertas, teknik rajut menggunakan serat agel sebagai bahan utamanya dan batik cap kertas dengan alat cap berbahan kertas dengan motif tari Ngahiras dan tari Liliuran sebagai ciri khas bahwa karya ini menggambarkan kebudayaan daerah tersebut. Penggunaan warna alam mahoni dan tingi sebagai warna serat agel memberikan nilai keindahan serta sebagai pemanfaatan kayu di lingkungan sekitar, penggunaan warna remasol sebagai warna pada batik juga di anggap ekonomis.