Erik Lintang Wardani, 2022, Analisis Banjir Rancangan Metode Satuan Sintetik Nakayasu dan Soil Conservation Services (SCS) Das Jurug, Program Studi D-III Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Banjir merupakan tergenangnya suatu wilayah akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembungan air dan menimbulkan kerugian. Pengamanan bahaya banjir di sungai dapat dilakukan dengan perencanaan pengendalian banjir dengan menghitung debit banjir menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik. Surakarta merupakan salah satu wilayah yang rawan terkena banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi muka air banjir Sungai Bengawan Solo DAS Jurug.Penelitian ini dilakukan di Sungai Bengawan Solo DAS Jurug. Analisis Hidrologi digunakan untuk menentukan debit banjir puncak pada periode ulang Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, dan Q100. Metode yang digunakan yaitu Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan SCS (Soil Conservation Service). Data yang dihasilkan dari analisis hidrologi kemudian digunakan untuk analisis hidrolika. Analisis Hidrolika dilakukan dengan bantuan software HEC-RAS 6.1 dengan imput data unsteady flowsehingga dapat diketahui tinggi muka air banjir.Dari hasil analisis hidrologi yang telah dilakukan didapatkan debit banjir rencana periode ulang untuk metode nakayasu yaitu Q2 = 3866,554 m3/dt; Q5 = 4374,666m3/dt; Q10 = 4674,359 m3/dt; Q25 = 5022,521 m3/dt; Q50 = 5264,289 m3/dt; Q100 = 5494,766 m3/dt. Hasil dari debit banjir metode SCS mendapatkan Q2 = 3529,2 m3/dt; Q5 = 3999,5 m3/dt; Q10 = 4276,94 m3/dt; Q25 = 9599,21 m3/dt; Q50 = 4823 m3/dt; Q100 = 5036,34 m3/dt.. Hasil analisis hidrolika menggunakan bantuan software HEC-RAS 6.1 didapatkan tinggi muka air banjir Q100 untuk metode HSS Nakayasu sebesar 132,11m dan HSS SCS sebesar 131,88m.Kata kunci : HEC-RAS, Muka Air Banjir, Nakayasu, SCS