Penulis Utama : Nurul Husniyati Listyana
NIM / NIP : S642102002
×

Dalam industri farmasi, tanaman obat merupakan bahan baku pembuatan obat tradisional maupun obat modern yang permintaannya semakin meningkat karena adanya perubahan gaya hidup back to nature serta semakin mahalnya obat-obatan modern. Permasalahan utama dalam pengembangan tanaman obat yaitu posisi tanaman obat yang bukan merupakan komoditas utama, lokasi pengembangan yang tersebar serta kualitas hasil yang masih rendah. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu menganalisis komoditas tanaman obat unggulan di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah, menganalisis daya saing komoditas tanaman obat di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah, menganalisis tingkat spesialisasi dan lokalisasi komoditas tanaman obat di Jawa Tengah, menganalisis tingkat keterkaitan antar wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah dan menyusun rencana strategi pengembangan tanaman obat unggulan berbasis kawasan di Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kuantitatif yang dilaksanakan di Jawa Tengah. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara berupa pendapat para pakar terkait prioritas dalam penyusunan strategi pengembangan. Data sekunder berupa data produksi tanaman obat (tahun 2011-2020), data jumlah penduduk (tahun 2020) dan data jarak antar kabupaten yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Shift Share, Indeks Lokalisasi, Indeks spesialisasi, Indeks Gravitasi dan Analytic Network Process. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah mempunyai komoditas tanaman obat unggulan. Berdasarkan hasil analisis LQ dan DLQ,  komoditas tanaman obat yang menjadi unggulan di kabupaten/kota di Jawa Tengah yaitu : 
a. Kabupaten Cilacap : jahe, kencur, temu ireng
b. Kabupaten Banyumas : kapulaga
c. Kabupaten Purbalingga : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
d. Kabupaten Banjarnegara : lengkuas
e. Kabupaten Kebumen : kencur
f. Kabupaten Purworejo : kapulaga
g. Kabupaten Wonosobo : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
h. Kabupaten Magelang : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
i. Kabupaten Boyolali : jahe, kencur
j. Kabupaten Klaten : lidah buaya
k. Kabupaten Sukoharjo : lempuyang, temu lawak, sambiloto
l. Kabupaten Wonogiri : kunyit, lempuyang, temu ireng, keji beling
m. Kabupaten Karanganyar : jahe, lempuyang, temu kunci
n. Kabupaten Sragen : kencur, temu ireng
o. Kabupaten Grobogan : lengkuas, lempuyang, temu lawak, temu kunci, lidah buaya
p. Kabupaten Blora : kencur, lempuyang, temu ireng
q. Kabupaten Rembang : jahe, kencur, temu ireng
r. Kabupaten Pati : kencur
s. Kabupaten Kudus : lengkuas 
t. Kabupaten Jepara : kencur
u. Kabupaten Demak : kunyit
v. Kabupaten Semarang : jahe, kapulaga
w. Kabupaten Temanggung : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
x. Kabupaten Kendal : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
y. Kabupaten Batang : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
z. Kabupaten Pekalongan : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
aa. Kabupaten Pemalang : dlingo
bb. Kabupaten Tegal : jahe, lengkuas
cc. Kabupaten Brebes : dlingo, kapulaga
dd. Kota Magelang : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
ee. Kota Surakarta : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
ff. Kota Salatiga : jahe
gg. Kota Semarang : temu lawak, temu ireng, temu kunci, sambiloto
hh. Kota Pekalongan : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan
ii. Kota Tegal : tidak ada komoditas tanaman obat unggulan  
Tidak semua komoditas tanaman obat di masing-masing kabupaten/kota mempunyai
daya saing. Hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut : 
a. Kabupaten Cilacap : jahe, lengkuas, lempuyang, temu lawak, temu ireng, dlingo, keji
beling, lidah buaya 
b. Kabupaten Banyumas : lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, temu
ireng, dlingo, mengkudu 
c. Kabupaten Purbalingga : kunyit, lempuyang, temu lawak, temu ireng, temu kunci,
dlingo, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, keji beling, sambiloto, lidah buaya 
d. Kabupaten Banjarnegara : jahe, kencur, kunyit, lempuyang, dlingo, kapulaga,
mahkota dewa 
e. Kabupaten Kebumen : temu lawak, temu ireng, temu kunci, mengkudu, mahkota
dewa, keji beling, lidah buaya 
f. Kabupaten Purworejo : jahe, lempuyang, temu kunci, mahkota dewa, keji beling,
sambiloto, keji beling 
g. Kabupaten Wonosobo : jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak,
kapulaga, mengkudu 
h. Kabupaten Magelang : jahe, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa
i. Kabupaten Boyolali : kencur, kunyit, temu lawak, temu ireng, dlingo, kapulaga, 
mengkudu, mahkota dewa, keji beling, sambiloto, lidah buaya
j. Kabupaten Klaten : jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temu kunci, dlingo, mengkudu, 
lidah buaya
k. Kabupaten Sukoharjo : jahe, kencur, kunyit, temu lawak, dlingo, kapulaga, 
mengkudu, sambiloto
l. Kabupaten Wonogiri : lengkuas, kencur, lempuyang, temu ireng, temu kunci, 
kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, sambiloto
m. Kabupaten Karanganyar : jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, 
temu ireng, temu kunci, dlingo, kapulaga, mahkota dewa, keji beling, sambiloto
n. Kabupaten Sragen : jahe, lengkuas, temu kunci, dlingo, mengkudu, mahkota dewa, 
lidah buaya
o. Kabupaten Grobogan : jahe, lengkuas, kunyit, lempuyang, mengkudu, mahkota 
dewa, keji beling, lidah buaya 
p. Kabupaten Blora : jahe, kunyit, temu lawak, temu ireng, dlingo, mengkudu, mahkota
dewa, keji beling, sambiloto, lidah buaya 
q. Kabupaten Rembang : lempuyang, temu lawak, temu ireng, mengkudu
r. Kabupaten Pati : lengkuas, kunyit, lempuyang, temu kunci, dlingo, kapulaga, 
mengkudu, mahkota dewa
s. Kabupaten Kudus : kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, temu ireng, mengkudu
t. Kabupaten Jepara : jahe, lengkuas, temu ireng, dlingo, kapulaga, mengkudu, mahkota 
dewa
u. Kabupaten Demak : jahe, lempuyang, temu lawak, temu ireng, dlingo, mengkudu
v. Kabupaten Semarang : jahe, lengkuas, kunyit, lempuyang, temu lawak, temu kunci, 
mengkudu, mahkota dewa, keji beling, sambiloto, lidah buaya
w. Kabupaten Temanggung : jahe, lengkuas, kencur, lempuyang, temu lawak, kapulaga, 
mengkudu, mahkota dewa
x. Kabupaten Kendal : lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, temu ireng, 
temu kunci, mengkudu, mahkota dewa, keji beling, sambiloto, lidah buaya
y. Kabupaten Batang : jahe, kencur, kapulaga, mengkudu
z. Kabupaten Pekalongan : kunyit, temu kunci, kapulaga, mengkudu 
aa. Kabupaten Pemalang : jahe, lengkuas, lempuyang, kapulaga
bb. Kabupaten Tegal : jahe, kencur, kunyit, temu ireng, temu kunci, mahkota dewa, keji 
beling, sambiloto, lidah buaya
cc. Kabupaten Brebes : lengkuas, kencur, kunyit
dd. Kota Magelang : tidak ada komoditas tanaman obat yang mempunyai daya saing
ee. Kota Surakarta : tidak ada komoditas tanaman obat yang mempunyai daya saing 
ff. Kota Salatiga : tidak ada komoditas tanaman obat yang mempunyai daya saing
gg. Kota Semarang : jahe, lengkuas, lempuyang, temu lawak, temu ireng, dlingo, keji 
beling
hh. Kota Pekalongan : tidak ada komoditas tanaman obat yang mempunyai daya saing 
ii. Kota Tegal : tidak ada komoditas tanaman obat yang mempunyai daya  saing. 
Kawasan pengembangan komoditas tanaman obat unggulan di Jawa Tengah adalah Kabupaten Karanganyar untuk komoditas jahe, lengkuas dan temu kunci. Kabupaten Boyolali untuk komoditas kencur, Kabupaten Wonogiri untuk komoditas lempuyang dan temu ireng. Kabupaten Sukoharjo untuk komoditas temu lawak dan sambiloto. Kabupaten Semarang untuk komoditas  keji beling dan kapulaga. Kabupaten Grobogan untuk komoditas lidah buaya. Komoditas tanaman obat bukan merupakan komoditas yang dispesialisasikan. Pengembangan tanaman obat selama 10 tahun terakhir terlokalisasi di Kabupaten Wonogiri. Kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menunjukkan angka keterkaitan antar wilayah kuat yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kudus, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Banyumas, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kota Pekalongan. Urutan prioritas strategi pengembangan yaitu mengutamakan keuntungan yang akan diperoleh dari pengembangan berbasis kawasan terutama lokalisasi wilayah budidaya. Peluang yang diambil yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat. Biaya difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan risiko yang harus diperhatikan yaitu wilayah budidaya yang jauh dari lokasi industri. Strategi pengembangan tanaman obat di Jawa Tengah sebaiknya dilakukan secara terlokalisasi di suatu wilayah yang sesuai sehingga menghasilkan produk unggulan dan berdaya saing yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta dekat dengan lokasi industri. Untuk mendukung kawasan pengembangan tanaman obat seyogyanya biaya yang tersedia dialokasikan untuk
pembangunan infrastruktur yang diharapkan akan membuat proses produksi dan distribusi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. 

Kata kunci : strategi pengembangan, tanaman obat, unggulan, kawasan 

×
Penulis Utama : Nurul Husniyati Listyana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S642102002
Tahun : 2022
Judul : Strategi Pengembangan Tanaman Obat Unggulan Berbasis Kawasan di Jawa Tengah
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2022
Program Studi : S-2 Agribisnis
Kolasi :
Sumber : UNS - Fak. Pertanian, Agribisnis - S642102002 - 2022
Kata Kunci : strategi pengembangan, tanaman obat, unggulan, kawasan
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : http://DOI: https://doi.org/10.22435/jtoi.v15i1.5846
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si
2. Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS
2. Dr. Ir. Kusnandar, M.Si
Catatan Umum : Link jurnal tidak sesuai, mohon segera dilakukan update
Fakultas : Fak. Pertanian
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.