×
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Berdasarkan Kepmentan No. 511/2006 tentang Jenis Komoditas Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, akserelasi produksi kakaotersebut dicapai melalui program peningkatan produksi komoditas perkebunan berkelanjutan dengan implementasi kegiatan seperti rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu. Kualitas tanah menjadi salah satu faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman kakao dikarenakan penurunan aspek kualitas tanah selama selama pertumbuhan dan produksi menjadi penyebab penurunan produktivitas tanaman. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu sentra produsen kakao terbaik di Jawa Timur Penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks kualitas tanah (IKT) di bawah naungan kakao (Theobroma cacao L.) guna memberikan rekomendasi untuk meningkatakan produktivitas kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bandar, Kebonagung, Tulakan dan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan cara survey. Penentuan Satuan Peta Lahan (SPL) dilakukan dengan overlay peta jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan curah hujan. Penentuan titik survei menggunakan purposive sampling dengan 10 titik sampel dan 3 kali replikasi. Penilaian kualitas tanah dilakukan menggunakan Principle Component Analysis (PCA) untuk mendapatkan Minimum Data Sets (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks kualitas tanah di Kecamatan Bandar berkisar 0,34 – 0,49 (kelas rendah sampai sedang). IKT di Kecamatan Kebonagung berkisar 0,30 – 0,41 (termasuk kelas rendah sampai sedang), IKT di Kecamatan Tulakan berkisar 0,36 – 0,58 (termasuk kelas sedang sampai baik). IKT pada Kecamatan Nawangan berkisar 0,39 – 0,46 (termasuk kelas sedang sampai baik). Faktor pembatas kualitas tanah sebagai berikut: pH, BV, Porositas, C-organik, P-tersedia, dan N-total (Kecamatan Bandar). pH dan K-tersedia (Kecamatan Kebonagung). pH, BV, C-org, N-total dan KTK (Kecamatan Tulakan), sedangkan di Kecamatan Nawangan hanya BV dan Porositas. Rekomendasi perbaikan berdasarkan faktor pembatas yang diperoleh yaitu dengan menggunakan tanaman penutup tanah yaitu Arachis pintoi, pemberian dolomit, penambahan bahan organik berupa kompos kulit kakao seta pemupukan mineral sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan