PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK DAN VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SINTRONG (Crassocephalum crepidiodes (Benth.) S. Moore). Skripsi: Mutmainatussa’adah (H0718111). Pembimbing: Dr. Ir. Endang Setia Muliawati, M. Si., Prof. Dr. Ir. Maria Theresia Sri Budiastuti, M. Si., Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, M. P. Program  Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sintrong (Crassocephalum crepidiodes) merupakan sayuran indigenous dengan produksi yang masih terbatas. Masyarakat menganggap sintrong sebagai gulma karena tumbuh di lahan budidaya. Sintrong mampu meningkatkan imunitas tubuh, membantu mengatasi kolesterol, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan kulit, dan menurunkan risiko diabetes. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap sintrong masih sangat rendah dikarenakan tidak selalu tersedia di pasar setiap saat. Pengembangan sintrong sebagai sayuran dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik dan pengairan. Pemberian pupuk organik potensial meningkatkan daya menahan air, memperbaiki struktur tanah, dan aktivitas mikrobiologi tanah. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan September 2021 hingga Mei 2022 di Rumah Kaca A, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) petak terbagi. Faktor pertama macam pupuk organik yang terdiri dari empat taraf yaitu, tanpa pupuk organik (kontrol), kotoran kambing, rojokoyo, dan petroganik. Faktor kedua volume penyiraman yang terdiri dari empat taraf yaitu, volume penyiraman 70, 80, 90, dan 100% kapasitas lapangan. Berdasarkan taraf kedua faktor tersebut terdapat 16 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Setiap unit percobaan menggunakan dua tanaman, sehingga terdapat 96 tanaman percobaan. Variabel yang diamati adalah bobot segar akar, rasio tajuk akar, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total, bobot kering akar, bobot kering total, kecepatan berbunga, kadar vitamin C, dan analisis jaringan tanaman. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf 5% dan uji regresi polinom. Untuk membandingkan respon antar perlakuan dilakukan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara macam pupuk organik dan volume penyiraman pada variabel bobot segar akar, jumlah daun, bobot segar, dan bobot kering total. Macam pupuk organik dan volume penyiraman masing-masing berpengaruh sangat nyata terhadap rasio tajuk akar, tinggi tanaman, bobot kering akar, dan kecepatan berbunga. Tinggi tanaman dengan pemberian kotoran kambing hampir 4x lebih tinggi dan jumlah daun 3x lebih banyak dibanding kontrol. Volume penyiraman 70% kapasitas lapangan yang dikombinasikan dengan kotoran kambing tidak berbeda nyata dengan perlakuan rojokoyo + 90% kapasitas lapangan dan petroganik + 100% kapasitas lapangan sehingga lebih efisien digunakan.