Reismaya Wanamertan Nugroho. S642008019. 2020. “Analisis Keberlanjutan Urban Farming di Kota Magelang”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. dan Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. Program Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kota Magelang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang sedang berupaya mengatasi berkurangnya lahan pertanian dengan menggerakkan pertanian perkotaan (urban farming) melalui budidaya di lahan pekarangan. Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang mengajak Kelompok Wanita Tani untuk berpartisipasi dalam kegiatan urban farming. Kegiatan ini mulai difokuskan sejak tahun 2018. Seiring berjalannya waktu, kegiatan ini memerlukan upaya untuk dapat terjaga keberlanjutannya sehingga tidak hanya menjawab persoalan keterbatasan lahan di masa sekarang, namun juga di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan urban farming di Kota Magelang dan strategi pengembangannya.

Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu di Kota Magelang. Responden dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dan para ahli dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, koordinator penyuluh pertanian, dan perwakilah anggota KWT. Sampel responden anggota KWT berjumlah 46 orang dengan penentuan di setiap kelompoknya secara proporsional. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis multidimensional scaling (MDS) dan Analytical Network Process (ANP).

Hasil analisis multidimensional scaling menunjukkan bahwa dimensi ekologi, sosial, dan kelembagaan berada pada status cukup berkelanjutan, sementara dimensi ekonomi dan teknologi berada pada status kurang berkelanjutan. Hasil analisis Analytical Network Process menunjukkan bahwa urutan strategi pengembangan urban farming di Kota Magelang adalah pertanian terintegrasi, perluasan pasar, pengembangan tanaman daerah setempat, dan pembentukan satu KWT di tiap kelurahan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah diperlukan adanya pelatihan kewirausahaan untuk anggota KWT, pelatihan dalam skala kecil di masing-masing rumah tangga tentang pertanian integrasi, dan pembentukan warung KWT untuk menjual hasil panen anggota.