Penulis Utama : Narindra Duhita Sari Kartika
NIM / NIP : C0817045
×

Depresi merupakan salah satu penyakit yang tidak mengenal usia sehingga rentan dialami siapapun serta membutuhkan penanganan lingkup pekerjaan social medis ataupun pekerja sosial. Dampak yang paling sering ditemui dari depresi adalah perilaku menyakiti diri sendiri hingga paling parah yaitu perilaku bunuh diri, karena pelaku menganggap bahwa ia tidak pantas lagi untuk hidup. Pada tahun 2019, menurut Teddy Hidayat Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia mengalami peningkatan. Dalam satu tahun terdapat 10 ribu kasus artinya setiap 40 menit satu orang bunuh diri. Gagalnya fasilitas kesehatan untuk mendeteksi juga berpengaruh, depresi yang tadinya ringan malah menjadi depresi berat sehingga mengakibatkan orang tersebut mengakhiri hidupnya.
Dengan ruangan yang cukup nyaman kemudian diisi dengan kegiatan yang melatih fokus pasien dapat membantu seseorang sembuh dari depresi. Ketenangan adalah kunci dari kesembuhan seseorang terkena depresi selain anjuran untuk meminum obat. Terdapat sebuah penelitian menyebutkan bahwa faktor lingkungan mengambil peranan sebesar 40% sementara faktor medis hanya mengambil peranan sebesar 10?lam proses penyembuhan pasien. Untuk itu pendekatan healing environment sangat dibutuhkan dalam perancangan desain interior ini. Bukaan yang lebar, material dari alam, diharapkan semua ruangan menghadap ke alam, serta meminimalisir adanya penghawaan dan pencahayaan buatan.
Menghubungkan antara pendekatan healing environment dengan desain interior adalah membangun sebuah ruangan yang terasa lebih homey sehingga lebih nyaman dan tenang. Apalagi lokasi yang dipilih berada di dataran tinggi dengan udara lebih segar yaitu di Kota Tawangmangu. Diharapkan pasien siap menjalankan kehidupan normal seperti biasanya sebelum terkena depresi.

Kata kunci: Depresi, Healing Environment, Desain Interior