Tingkat konsumsi roti masyarakat Indonesia meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2020, konsumsi per kapitanya mencapai 1,129 ons per minggu. Peningkatan konsumsi roti juga harus diiringi dengan peningkatan produksinya dengan bantuan alat yang lebih efektif dan efisien untuk menunjang produksinya. Salah satu solusinya yaitu dengan menggunakan mesin mixer</em> horizontal. Oleh karena itu, sebelum memproduksi mixer</em> horizontal perlu dilakukan analisa kebutuhan daya yang ditransmisikan mesin, menentukan sistem transmisi yang digunakan, dan menganalisa hasil pengujian mesin mixer</em> yang dibuat. Mixer</em> horizontal ini dapat mengolah adonan sebanyak 15 kg dengan menggunakan motor listrik berdaya 1 HP dengan kecepatan 1430 rpm. Transmisi yang digunakan berupa sabuk dan puli, speed reducer,</em> dan kopling. Cara kerja mesin mixer horizontal dimulai dari tenaga penggerak berdaya 1 HP dengan kecepatan putar 1430 rpm ditransmisikan melalui puli dan sabuk dengan perbandingan 3:4 menuju speed reducer</em>. Kemudian, speed reducer</em> mentransmiskan kecepatan dengan perbandingan 1:30, sehingga didapatkan kecepatan akhir 36 rpm. setelah diketahui rpm yang dibutuhkan, tahap selanjutnya yaitu proses pengujian. Pengujian dilakukan dengan dua cara yaitu pengujian tanpa beban dan pengujian dengan beban. Pengujian tanpa beban dilakukan selama satu jam untuk mengetahui mesin yang dirancang mampu bekerja secara optimal, sedangkan pengujian dengan beban menggunakan adonan 10 kg untuk diaduk sampai adonan menjadi kalis. Pengadukan adonan membutuhkan waktu 16 menit lebih 40 detik untuk membuat adonan menjadi kalis.</p>