Energi sinar matahari sangat mudah didapatkan di Indonesia karena berada di daerah tropis dan daerah khatulistiwa. Dengan melimpahnya energi sinar matahari sistem PLTS sangat cocok digunakan di Indonesia. Terlepas dari keuntungan tersebut, sistem microgrid dengan PLTS masih memiliki kekurangan, yaitu energi matahari yang bersifat intermiten sehingga keandalan sistem PLTS dipengaruhi oleh waktu, iklim dan cuaca. Oleh karena itu, sistem PLTS memerlukan teknologi penyimpanan energi listrik berupa baterai. Selain penggunaan baterai, penggunaan Battery Electric Vehicle (BEV) juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk membantu suplai daya pada sistem microgrid, penerapannya dengan menggunakan metode Vehicle to Grid (V2G) dan Grid to Vehicle (G2V). Pada penelitian ini dibuat rancang bangun sistem V2G dan G2V dengan metode Smart Switching sebagai alternatif daya pada sistem microgrid. Metode Smart switching digunakan untuk mempertimbangkan kondisi baterai agar tidak terjadi overheat, overcharging, dan deep discharging serta dilengkapi dengan sistem monitoring kondisi baterai yang dapat dipantau pada layar LCD. Hasil dari penelitian ini didapatkan perancangan sistem switching V2G dan G2V dapat berjalan sesuai dengan desain yang dibuat. Sistem mampu memberikan daya pada busbar microgrid, sistem dapat otomatis cut off saat suhu maksimal, batas atas dan batas bawah tegangan baterai serta sistem monitoring dapat memberi informasi berupa kondisi baterai, nilai suhu, tegangan, dan arus. Dengan demikian sistem V2G dan G2V dengan metode Smart Switching sudah dapat diterapkan sebagai alternatif daya pada sistem microgrid.