Penulis Utama : Hamdan Sahidan
NIM / NIP : H0716059
×

Garut merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan alternatif sebagai sumber karbohidrat dan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu. Namun demikian produksi garut relatif rendah dan untuk memenuhi kebutuhan terigu di Indonesia maka dilakukan impor gandum rata-rata sebesar 7 juta ton per tahun. Karena itu, budidaya garut diupayakan seoptimal mungkin dengan mengidentifikasi faktor-faktor pembatas pencapaian produksi diantaranya kondisi tanah (kelembapan dan kesuburan tanah). Mulsa merupakan bahan penutup tanah yang mampu menjaga kelembapan dan suhu tanah agar tetap stabil, sedangkan pemupukan merupakan faktor penting untuk meningkatkan kesuburan tanah. Mulsa jerami dan pemupukan (anorganik dan kascing) diaplikasikan dalam penelitian ini, sebagai upaya untuk menjaga kelembapan tanah dan penyedia nutrisi bagi pertumbuhan garut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pertumbuhan garut oleh perlakuan mulsa jerami, pemupukan dan interaksi keduanya.
Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Technopark Sragen pada bulan Desember 2019 hingga April 2020, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu perlakuan mulsa yang terdiri dari tanpa mulsa (M0) dan mulsa jerami (M1). Faktor kedua yaitu perlakuan pemupukan yang terdiri dari pupuk anorganik 100% (P0); perimbangan pupuk anorganik 50% dan kascing 50% (P1); dan kascing 100% (P2), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan dan masing-masing diulang 3 kali. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, suhu tanah, indeks luas daun, laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji F dan apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan dilanjutkan dengan Uji BNT.                                  
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulsa jerami sebagai penutup tanah mampu menekan peningkatan suhu tanah khususnya pada siang hari. Perlakuan pemupukan perimbangan pupuk anorganik 50% kascing 50% ataupun kascing 100% mampu menggantikan peran pemupukan anorganik 100%. Interaksi aplikasi mulsa jerami dan perimbangan pupuk meningkatkan jumlah anakan garut dengan jumlah anakan rata-rata 5,83 anakan. Kombinasi mulsa jerami dan perimbangan pupuk anorganik 50% : kascing 50% meningkatkan laju pertumbuhan relatif (LPR) dan laju pertumbuhan tanaman (LPT).

 

×
Penulis Utama : Hamdan Sahidan
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0716059
Tahun : 2021
Judul : Analisis Pertumbuhan Garut (Marantha arundinaceae L.) pada Aplikasi Mulsa Jerami dan Pemupukan
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2021
Program Studi : S-1 Agroteknologi
Kolasi :
Sumber : UNS-Fak. Pertanian-H0716059
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Eddy Triharyanto, M.P.
2. Prof. Dr. Ir. M.Th. Sri Budiastuti, M.Si.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.