Pasar Persenjataan Asia Tenggara secara keseluruhan selalu didominasi oleh perusahaan Amerika Serikat, Russia, dan China, tetapi pada sektor Kapal Perang, pasar Asia Tenggara didominasi oleh Perusahaan Uni Eropa baik dari nilai dan volume terjual. Dengan memfokuskan pada Naval Group sebagai perusahaan Uni Eropa yang mempunyai volume penjualan terbesar di Asia Tenggara, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perusahaan Uni Eropa bisa mendominasi pasar kapal perang Asia Tenggara, melalui interaksi dengan aktor lain di tingkat Uni Eropa dan aktor Nasional berdasarkan konsep Military Industrial Complex. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu berupa studi literatur.

Hasil penelitian ini memperlihatkan pertemuan kepentingan yang terjadi antara Naval Group dengan sesama Industri persenjataan, Institusi Uni Eropa, Masyarakat Sipil, Lembaga Negara dan Elit di Prancis menghasilkan kebijakan, program, dan hubungan yang membuat Naval Group bisa mencapai kepentingannya di Asia Tenggara. Hal ini menjadi dasar dalam melihat bagaimana perusahaan Uni Eropa lainya bisa mendominasi pasar kapal perang Asia Tenggara.