K-Pop telah menjadi salah satu fenomena dunia yang berkembang sangat pesat dan memiliki capaian hampir ke seluruh negara. Dengan music dan koreagrafi yang sangat menarik secara audio maupun visual. K-Pop sudah bisa menembus dinding yang membatasi interaksi Korea Selatan dengan Jepang, salah satunya dengan girl group Twice yang mempunyai anggota dari Korea Selatan, Jepang dan Taiwan, girl group ini mampu mengesampingkan stigma buruk masyarakat Jepang sehingga bisa sukses disana dan berniat untuk membangun persepsi positif mengenai Korea Selatan pada publik Jepang setelah sempat vakum sekitar 6 tahun akhirnya ada girl group asal Korea Selatan yang sukses di Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sumber data dari penelitian ini adalah interaksi yang terjadi pada media social seperti Youtube, Instagram, Twitter dan Naver Line. Skripsi ini ingin menjawab pertanyaan “Bagaimana debut girlgroup TWICE di Jepang dapat mengubah persepsi publik Jepang terhadap Korea Selatan?” Dengan menganalisis apakah kegiatan TWICE di Jepang mendukung diplomasi publik Korea melalui konsep Diplomasi Budaya dan teori Etnografi Digital dari Underberg dan Zorn, peneliti menemukan bahwa TWICE mendukung diplomasi publik Korea Selatan melalui penggunaan budaya. TWICE memperkenalkan, mengembangkan potensi, dan melibatkan masyarakat Jepang dalam budaya Korea. Menggunakan musik, makanan, mode, dan tren untuk mengembangkan citra Korea di Jepang. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa terdapat kenaikan dari 53.4% ke 74% pada respon positif daripada survey awal pada 2015 sebelum TWICE debut di Jepang