ABSTRAK

Rizky Ayu Mukharomah, R0218100, 2022. Hubungan Kebisingan dan Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja pada Operator di PT Kusumaputra Santosa.

Latar Belakang : Suatu perkembangan industri selalu diikuti dengan perkembangan teknologi, terutama pada industri tekstil yang dalam prosesnya tidak dapat dipisahkan dengan bantuan mesin. Salah satu dampak negatif dari perkembangan tersebut adalah suara bising dari aktivitas yang menggunakan mesin. Kebisingan dapat diinterpretasikan oleh otak sebagai stressor atau pemicu stres. Pada saat melakukan pekerjaan, setiap pekerja tidak terlepas dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik pekerja berasal dari tugas-tugas, performansi kerja dan lingkungan kerja. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi dan terlalu rendah dapat menyebabkan terjadinya overstres dan understres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan dan beban kerja fisik dengan stres kerja pada operator di PT Kusumaputra Santosa.

Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 43 pekerja bagian spinning di PT Kusumaputra Santosa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling. Untuk mengukur kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM), pengukuran beban kerja fisik menggunakan finger pulse oxymeter dan pengukuran stres kerja menggunakan kuesioner HSE 2003. Teknik analisis bivariat yang digunakan adalah uji Somers’d dan analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik ordinal.

Hasil : Hasil penelitian dengan uji Somers’d menunjukkan terdapat hubungan antara kebisingan dengan stres kerja pada operator bagian spinning dengan nilai p-value sebesar 0,18-6 dan korelasi (r) = 0,516 (kekuatan korelasi sedang). Hasil pengukuran beban kerja fisik menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja fisik dengan stres kerja pada operator bagian spinning dengan nilai p-value sebesar 0,001 dan korelasi  (r) = 0,435 (kekuatan korelasi sedang). Selanjutnya dilakukan uji multivariat dengan uji regresi logistik ordinal dan didapatkan hasil bahwa variabel kebisingan memiliki pengaruh lebih besar terhadap stres kerja dibandingkan dengan variabel beban kerja fisik. Hal ini dapat diketahui dari nilai Wald kebisingan sebesar 9,264 dengan nilai Sig. sebesar 0,002 (Sig. < 0>Wald beban kerja fisik sebesar 7,721 dengan nilai Sig. sebesar 0,005 (Sig. < 0>Nagelkerke R-Square sebesar 0,564, ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat (stres kerja) sebesar 56,4%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain, seperti hubungan kerja, struktur organisasi, suasana kerja dan iklim kerja.

Simpulan : Terdapat hubungan antara kebisingan dan beban kerja fisik dengan stres kerja pada operator di PT Kusumaputra Santosa.