RINGKASAN

Mitha Nur Jayanti. H0417046. “Peran Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI) Dalam Pengembangan Kelapa Kopyor di Kabupaten Pati (Studi Kasus Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti)”. Penelitian ini dibawah bimbingan Dr. Ir. Eny Lestari, M.Si. dan Dr. Dwiningtyas Padmaningrum, S.P., M.Si. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kelapa kopyor adalah salah satu komoditas unggulan Kabupaten Pati yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Masalah yang muncul terkait kelapa kopyor di Desa Ngagel adalah produksi kelapa kopyor masih terbatas, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Produksi yang terbatas tidak hanya dipengaruhi oleh gen saja. Kenyataan di lapang menunjukkan beberapa masalah yang menghambat produksi dari kelapa kopyor, diantaranya petani yang belum menggunakan bibit berserifikat, kurangnya motivasi petani dalam mengembangkan kelapa kopyor, dan serangan hama yang menyebabkan kematian pada pohon kelapa kopyor. Petani memerlukan adanya lembaga pertanian untuk membantu dan membimbing petani dalam melaksanakan usahataninya agar menghasilkan produksi tinggi dan menyelesaikan permasalahan berkaitan usahataninya. Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI) adalah asosiasi yang menaungi petani dan penangkar kelapa kopyor di Kabupaten Pati yang bergerak sebagai produsen bibit. Upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada diperlukan peran APKI yang diharapkan dapat membantu petani dalam pengembangan kelapa kopyor.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan usahatani kelapa kopyor di Desa Ngagel, mendeskripsikan peran Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI) dalam pengembangan kelapa kopyor, dan menganalisis kendala yang dihadapi APKI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian berada di Desa Ngagel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati dengan penentuan informan purposive sampling dan menggunakan teknik snowball sampling yaitu ketua APKI, anggota APKI, ketua kelompok tani, dinas pertanian, dan petani. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan usahatani kelapa kopyor di Desa Ngagel yang dilakukan petani belum berjalan dengan baik karena pelaksanaannya masih belum sesuai dengan Kepmentan No.8/Kpts, KB.020/5/2019 yang menjadi pedoman proses produksi kelapa kopyor, seperti pengaturan jarak tanam, pemberian pupuk, perhatian akan sanitasi lingkungan, serta pengolahan pasca panen. Peran yang dijalankan APKI untuk mengembangkan kelapa kopyor diantaranya sebagai produsen bibit, motivator edukator, penghubung petani dengan pemerintah, dan pemasaran. Kendala yang dihadapi APKI diantaranya gen kelapa kopyor yang berproduksi terbatas yaitu sebanyak 30% buah kopyor per tandan, kurangnya motivasi petani untuk mengembangkan kelapa kopyor, dan serangan hama.