Pembahasan mengenai hak partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan sangat penting untuk dikaji. Hal ini disebabkan karena posisi anak sebagai kelompok yang berbeda dalam konstruksi kewarganegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) upaya pemenuhan hak anak sebagai warga negara untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan melalui program forum anak oleh Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Bangka; 2) dampak upaya pemenuhan tersebut terhadap participatory skills anak. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive dan snow ball sampling. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui wawancara kepada informan, observasi lokasi penelitian, dan studi pustaka. Uji validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan metode, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Dinas P2KBP3A Kabupaten Bangka melalui program forum anak belum sepenuhnya memenuhi hak partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan. Indikator yang belum dipenuhi oleh Dinas P2KBP3A Kabupaten Bangka adalah pemberian kesempatan (opportunity) kepada anak untuk mengevaluasi kebijakan pembangunan daerah yang berdampak pada anak.  Sedangkan indikator yang telah dipenuhi diantaranya: 1) pemberian kesempatan (opportunity) untuk merumuskan suara anak dan kesempatan untuk terlibat dalam MUSRENBANG; 2) pemberian tanggung jawab (responsibility) berupa kepercayaan untuk merumuskan suara anak tanpa intervensi dari orang dewasa, tanggung jawab untuk menyampaikan suara anak dalam MUSRENBANG, dan pemberian gelar duta anak; 3) pemberian dukungan (support) secara moril dan materiil; 4) pemberian rasa hormat (respect) dengan menghargai pendapat anak dan memperlakukan semua anak sama tanpa adanya diskriminasi. Selain itu, upaya pemenuhan hak anak untuk berpartipasi dalam perencanaan pembangunan juga berdampak positif terhadap participatory skills terutama kecakapan interacting anak melalui program forum anak. Akan tetapi dampak positif terhadap kecakapan monitoring belum dirasakan anak karena tidak ada upaya peningkatan kapasitas tersebut oleh Dinas P2KBP3A Kabupaten Bangka. Selain itu, dampak positif terhadap kecakapan influencing hanya dirasakan anak pada level forum anak. Akan tetapi, pada level formal seperti MUSRENBANG belum sepenuhnya berdampak positif.