Setiap anak dibekali kemampuan berbahasa, baik dalam memahami ataupun memproduksi bunyi bahasa. Namun, kemampuan produksi bunyi tersebut kurang sempurna bagi sebagian anak, salah satunya pada anak penyandang tunarungu yang memiliki gangguan pada indera pendengaran sehingga anak tunarungu hanya mempersepsikan bunyi melalui visual saja. Akibatnya ditemukan adanya perubahan bunyi oleh anak tunarungu pada bunyi bilabial yang diujikan. Dengan demikian, penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaimana realisasi pengucapan bunyi bilabial siswa kelas 1A dan 1B penyandang tunarungu di SLB PRI Kota Pekalongan? dan (2) pada distribusi bunyi di manakah bunyi bilabial banyak dikuasai siswa kelas kelas 1A dan 1B penyandang tunarungu di SLB PRI Kota Pekalongan? Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realisasi pengucapan dan menunjukkan distribusi bunyi bilabial yang paling banyak dikuasai siswa kelas kelas 1A dan 1B penyandang tunarungu di SLB PRI Kota Pekalongan.

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kualitatif deskriptif dengan data data lisan berupa tuturan informan yang dianggap sebagai respons atas stimulus yang diberikan penelitian, dan sumber data yang digunakan adalah lima siswa kelas kelas 1A dan 1B penyandang tunarungu di SLB PRI Kota Pekalongan. Metode simak libat cakap dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik pancing dan teknik lanjutan rekam dan catat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode padan fonetis artikulatoris.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah TR1 merealisasikan bunyi bilabial sebanyak 48%, TR2 sebanyak 55%, TR3 sebanyak 44%, TR4 sebanyak 39%, dan TR5 sebanyak 27?ri total stimulus yang diberikan. Selain realisasi bunyi bilabial, ditemukan pula pelesapan dan perubahan bunyi yang terbagi menjadi dua belas pola, di antaranya: pola perubahan ke sesama bunyi bilabial, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi laringal, perubahan bunyi bilabial menjadi palatal, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi lateral, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi velar, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi semi-vokal bilabial, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi apiko-interdental, perubahan bunyi bilabial menjadi bunyi apiko-alveolar, perubahan bunyi bilabial menjadi gugus konsonan, penyisipan bunyi [m], penyisipan bunyi [b], dan penyisipan [p]. Distribusi bunyi bilabial yang paling banyak dikuasai oleh kelima TR adalah bunyi bilabial yang berdistribusi di awal kata, dilanjutkan dengan bunyi di tengah kata, dan yang terakhir adalah bunyi di akhir kata.