Penelitian tentang kerajinan tape yang memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal masyarakat Gayo ini menjadi menarik karena merupakan  salah satu warisan leluhur yang masih berlanjut hingga sekarang. Meskipun banyak perubahan yang terjadi karena situasi jaman, tetapi tape masih memiliki nilai tinggi dalam budaya Gayo dan menjadi salah satu benda tradisional yang tidak saja dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga sebagai salah satu benda hantaran dalam upacara adat yang memiliki makna penghormatan tinggi terhadap sesama manusia.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan kebudayaan material. Tape sebagai hasil produksi suatu budaya berupa benda sederhana yang dibuat dengan teknik anyaman yang dapat ditangkap indera. Kehadirannya dibangun berdasarkan nilai tertentu, sebagai artefak yang ditinggalkan oleh budaya masa lalu dari komunitas masyarakat Gayo. Tidak saja memiliki makna, tetapi juga mampu berinteraksi secara sosial melalui upacara adat Gayo.

            Masyarakat kampung Umelah khususnya kaum perempuan memberikan perhatian lebih terhadap kebudayaan material tape, khususnya penggunaan tape dan makna persepsi perempuan Kampung Umelah terhadap kebudayaan material tape. Perempuan kampung Umelah menandai beberapa tape memiliki kelebihan khusus yang membuat masyarakat saling menghahargai menghormati sekaligus tape memiliki ketakutan tali silaturahmi yang disatukan dalam nilai toleransi terhadap sesama dalam keseharian sesama masyarakatnya maupun antar masyarakatnya dengan kebudayan material tape. Adat di Gayo disebut “edet urum ukum” yang mana diartikan dan memiliki filosifis sebagai, adat dan hukum tidak bisa dipisahkan dalam masyarakat Gayo. Begitu pentingnya tape sehingga dalam upacara adat tape tidak bisa ditukarkan dengan benda lain apapun itu. Hidup bersama dalam masyarakat kampung Umelah mendapatkan nilai toleransi damai dan harmoni merupakan suatu proses dinamis, holistik dan sepanjang hayat, ditandai oleh sikap saling menghormati, saling mempedulikan, saling berbagi, memiliki rasa keharuan, tanggung jawab sosial, solidaritas, kesediaan menerima antar sesama.