Latar Belakang: Nefritis lupus adalah penyakit autoimun yang melibatkan ginjal. 
Terapi terkini adalah menggunakan agen imunosupresif dan steroid, dimana kedua 
jenis obat tersebut meningkatkan risiko morbiditas. Lendir bekicot (Achatina 
fulica) diketahui mengandung heparan sulfat dan acharan sulfat, suatu 
glikosaminoglikan yang memiliki peran dalam proses inflamasi dan dapat 
memperbaiki glomerulus. Sehingga lendir bekicot memiliki potensi untuk 
digunakan sebagai terapi pada nefritis lupus.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian lendir bekicot terhadap
indeks aktivitas dan indeks kronisitas histologi ginjal pada mencit model nefritis
lupus dengan induksi pristan.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 42 
mencit galur Balb/C sebagai hewan coba. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok: KN 
(kontrol negatif), KP (kontrol positif), P1 (MP), P2 (lendir bekicot 0,5 ml), P3 
(MP+lendir bekicot 0,5 ml), dan P4 (MP+lendir bekicot 1 ml). Di akhir bulan 
kelima, dilakukan pemeriksaan histopatologi ginjal. Data dianalisis dengan uji 
Kruskall Wallis dilanjutkan uji Mann Whitney.
Hasil Penelitian: Pemberian lendir bekicot terbukti memiliki pengaruh yang 
signifikan terhadap indeks aktivitas (p = 0,001), dengan kelompok yang memiliki 
indeks aktivitas terendah adalah kelompok P2 (3.86+0.69). Sedangkan indeks 
kronisitas tidak dipengaruhi secara signifikan oleh pemberian lendir bekicot dengan 
p = 0,195 (p > 0,05).
Kesimpulan: Pemberian lendir bekicot memiliki pengaruh yang signifikan 
terhadap indeks aktivitas, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan 
terhadap indeks kronisitas histologi ginjal.