Pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religious, produktif, dan kreatif. Penelitian ini bertujuan : (1) mengeksplorasi sejarah terjadinya tradisi bersih desa Bal-balan Sega </em>di Desa Pelang Lor. (2) mengeksplorasi bentuk prosesi tradisi bersih desa Bal-balan Sega </em>di Desa Pelang Lor. (3) mengeksplorasi nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi bersih desa Bal-balan Sega </em>di Desa Pelang Lor. (4) mengeksplorasi nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi bersih desa Bal-balan Sega </em>di Desa Pelang Lor. (5) mengeksplorasi pemanfaatan tradisi bersih desa Bal-balan sega </em>sebagai pembelajaran bahasa Jawa di SMK.</p>

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data berasal dari informasi, tempat, peristiwa, benda budaya, dan dokumen. Data dalam penelitian ini berupa tuturan dari informan yang mengandung informasi mengenai tradisi bersih desa bal-balan sega. </em>Data dihasilkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik sampling dan snowball sampling. Uji validitas data dengan trianggulasi sumber data dan trianggulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.</p>

Hasil penelitian mendapatkan bahwa dalam upacara tradisi bersih desa bal-balan sega </em>di Pelang Lor Ngawi terdapat nilai-nilai kearifan lokal yaitu : nilai religi, nilai sosial, nilai sejarah, nilai budaya, dan nilai ekonomi. Selain itu juga terdapat nilai- nilai pendidikan karakter yaitu : nilai religius, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai, kreatif, nilai cinta tanah air, nilai cinta damai, nilai peduli lingkungan, nilai peduli sosial, dan nilai tanggung jawab. Selain nilai-nilai luhur yang terkandung penelitian ini juga menghasilkan pembahasan tentang sejarah tradisi bal-balan sega, </em>tahapan prosesi upacara tradisi, serta makna sesaji dan uborampe yang digunakan. Upacara bal-balan sega </em>dilaksanakan setelah panen raya ke-2 pada hari jemah legi. </em>Dinamakan bal-balan sega </em>karena acara tersebut dilaksanakan dengan cara saling melempar bola nasi yang terkumpul dari warga setempat.</p>

Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa upacara tradisi dimanfaatkan sebagai materi ajar untuk menumbuhkan karakter luhur pada diri siswa serta menumbuhkan sikap mau untuk ikut serta melestarikan kebudayaan lokal melalui pendidikan. Materi tentang kearifan lokal termasuk dalam materi tentang budaya daerah dalam silabus SMA/SMK yang termuat dalam KD 2.4, 3.2, 4.2, dimana memuat tentang indikator salah satunya adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memberi tanggapan tentang budaya daerah masing-masing siswa. Para pengajar menggunakan metode pembelajaran berbasis discovery learning </em>dimana pembelajaran berfokus kepada sisa sehingga siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.</p>