Film sebagai media massa sering digunakan untuk menyampaikan pesan atas isu yang familiar ke masyarakat. Salah satu tema yang dianggap familiar dan sering diangkat ke layar kaca adalah keluarga. Dua dari banyaknya film dengan tema tersebut adalah Susah Sinyal (Indonesia, 2017) dan Helicopter Eela (India, 2018). Meskipun diproduksi di dua negara berbeda, kedua film tersebut mengangkat satu tema utama yang sama, yakni hubungan orangtua dan anak dalam suatu keluarga.
Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes, teori pola asuh orangtua Diana Baumrind, dan teori pola komunikasi keluarga Mary Anne Fitzpatrick, peneliti memaknai tanda berupa adegan dan dialog yang merepresentasikan penerapan pola asuh orangtua oleh tokoh orangtua pada kedua film. Tanda yang telah dimaknai dalam dua tingkatan, yakni denotatif dan konotatif, kemudian dibandingkan untuk dilihat persamaan dan perbedaan dari representasi pola asuh orangtua di film Susah Sinyal dan Helicopter Eela.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya tanda dengan ciri-ciri yang merepresentasikan empat tipe pola asuh orangtua Diana Baumrind, yakni authoritative parenting, authoritarian parenting, permissive parenting, dan rejecting-neglecting parenting sampai pada tingkatan tertentu di masing-masing film. Baik film Susah Sinyal maupun Helicopter Eela sama-sama menunjukkan adanya representasi penerapan authoritative parenting dan authoritarian parenting oleh tokoh orangtua terhadap anak mereka serta tidak adanya tanda yang merepresentasikan penerapan permissive parenting. Selain itu tanda dari rejecting-neglecting parenting hanya muncul di film Susah Sinyal dan tidak dapat ditemui di film Helicopter Eela. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua dapat dipengaruhi oleh orangtua terdahulu (kakek-nenek dari anak) serta budaya dan norma yang berlaku di daerah tempat keluarga tersebut tinggal dan/atau dibesarkan.

Kata kunci: film, semiotika, pola asuh orangtua