Tata kelola global merupakan suatu konsep kajian yang berkembang dalam studi hubungan internasional yang muncul pada periodeh akhir tahun 1990-an. Tata kelola global menawarkan bahwa terdapat mekanisme yang disepkati secara bersama untuk mewujudkan keteraturan global. Mekanisme yang disepakati bersama dibuat dalam bentuk piagam atau lebih dikenal konvensi. Convention of the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage merupakan konvensi internasional yang diiniasi oleh UNESCO pada tahun 2003 untuk menanggapi permasalahan terkait dengan perlindungan warisan budaya tak benda. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi konvensi ini dan diimplementasikan di dalam negeri. Pemerintah Daerah Kota Surakarta sebagai aktor dalam negeri yang berusaha melakukan pelestarian warisan budaya tak benda di daerahnya dengan merujuk konvensi ini. Wayang kulit merupakan salah satu komoditas warisan budaya tak benda yang berkembang di Kota Surakarta. Tulisan ini mengevaluasi peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam melakukan pelestarian wayang kulit berdasarkan penilaian indikator yang ada di Convention of the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage. Berdasarkan hasil penelitian ini, Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan berbagai kebijakan untuk melestarikan wayang kulit serta melibatkan masyarakat untuk bersama melestarikan wayang kulit. Namun masih ditemukan kekurangan dalam melakukan pelestarian wayang kulit sehingga terdapat beberapa penilaian indikator yang tidak terpenuhi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa Convention of the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage memberikan dampak untuk pelestarian suatu warisan budaya tak benda dengan melibatkan berbagai aktor tidak hanya peranan pemerintah yang dominan tetapi juga peranan masyarakat secara luas hingga tingkat individu.

Kata Kunci: Tata Kelola Global, Warisan Budaya Tak Benda, Pemerintah Daerah Kota Surakarta, Wayang Kulit.