×
Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) diketahui memiliki khasiat sebagai peluruh batu ginjal, melancarkan pengeluaran urine, mengurangi proses radang kandung kemih, dan menurunkan kadar glukosa darah. Pengolahan tanaman kumis kucing menjadi teh herbal fungsional dinilai tepat ditinjau dari umur simpan, kemudahan menyimpan, aman, dan higienis. Saat ini, belum banyak literatur tentang konsentrasi teh kumis kucing yang disukai masyarakat pada beberapa tingkatan usia. Jika produksi teh kumis kucing didasarkan pada kajian hasil penelitian tentang konsentrasi yang disukai masyarakat, hal ini tentunya dapat membantu proses produksi dan dapat membidik segmen pasar yang potensial.
Proses produksi teh kumis kucing meliputi kegiatan persiapan alat dan bahan, panen, pasca panen, pengolahan simplisia menjadi serbuk, penimbangan bobot, dan pengemasan. Hasil survei menunjukkan bahwa konsentrasi teh kumis kucing yang disukai pada kelompok remaja dan dewasa adalah 2 gram dengan nilai parameter 3,75 atau 4 (menyukai) pada kelompok remaja dan 3,8 atau 4 (menyukai) pada kelompok dewasa. Segmen potensial produk teh kumis kucing adalah wilayah perkotaan, dengan sasaran laki – laki dan perempuan pada kategori usia 17 – 45 tahun yang mengalami masalah diuretik. Metode yang diterapkan dalam pemasaran produk teh kumis kucing disesuaikan sebagaimana hasil survei yaitu secara offline di tempat pengemasan dan secara online melalui digital marketing (website, sosial media, dan marketplace). Produk teh kumis kucing dijual dengan harga sebagaimana survei kelayakan harga dari konsumen yaitu Rp. 8.000/pack dengan laba 22% (Rp. 1400,-). Diketahui besar R/C Ratio yaitu 1,22 > 1 dan B/C Ratio yaitu 0,22>0, berdasarkan angka tersebut maka usaha pembuatan teh kumis kucing layak dikembangkan dan menguntungkan.